Mahasiswa Orasi Depan Kantor Pemkot, Walikotanya Orasi di Lapangan Serasuba

Walikota Bima saat berorasi di Lapangan Serasuba
KOTA BIMA – Penyampaian aspirasi sudah menjadi hal yang lumrah dalam era demokrasi dan keterbukaan menyatakan pendapat di muka umum. Hal yang kontras pun terjadi hari ini. Di tengah kantornya diterpa demonstrasi oleh puluhan mahasiswa yang menolak pembangunan Mesjid terapung dan menuntut percepatan penuntasan pembangunan Mesjid Agung Al Muwahidin Bima,

Walikota Bima, bersama pimpinan Forum Komunikasi Kepala Daerah (FKPD) Kota dan Kabupaten Bima, melakukan kegiatan orasi yang sama dalam kemasan kegiatan “Orasi Kebangsaan Nusantara Bersatu, di Lapangan Serasuba atau Lapangan Merdeka Bima, Rabu, 30 November 2016 pagi tadi.

Pantauan metromini.co.id, puluhan mahasiswa asal Lembaga Dakwah Kampus (LDK) STISIP Mbojo-Bima itu rela diguyur hujan lebat demi bertemu Walikota.

Proses mediasi dari Kepolisian tak membuahkan hasil. Informasinya, keengganan Walikota menemui mahasiswa karena belum memasukkan surat audiensi secara resmi.

Aksi teatrikal dengan menggelar kegiatan Shalat Dzuhur berjamaah pun dilakukan para pengunjuk rasa di Halaman Kantor Walikota Bima. Walau guyuran hujan yang cukup lebat, tak mengendorkan semangat mereka menggelar aksi teatrikal itu.

"Teatrikan sholat dzuhur berjamaah ini hanya bagian dari cara kami menyampaikan kekecewaan terhadap Walikota Bima yang mementingkan pembangunan masjid terapung yang tidak jelas jemaahnya, dari ;pada focus menuntaskan pembangunan masjid raya Al Muwahidin Bima," kata Arif, Korlap Aksi pada metromini.co.id.

Aparat

Aksi sholat berjamaah dibawah guyuran hujan itu terlihat cukup aneh. Aparat kepolisian maupun petugas Polisi Pamong Praja hanya memperhatikan aksi kelompok mahasiswa di halaman kantor Pemkot Bima itu.

Setelah menggelar teatrikal teresebut, proses negosiasi mahasiswa kembali dilanjutkan. Hasilnya pun sama. Walikota enggan bertemu dengan mahasiswa dan memberikan tanggapannya terhadap aspirasi mereka yang menolah pembangunan masjid terapung di kawasan Amahami.

Aksi pun berjalan damai. Mahasiswa melanjutkan aksidnya ke Kantor DPRD Kota Bima.

“”Kami menolak rencana pembangunan Masjid Terapung Amahami dan mendesak pembangunan Masjid Raya dilanjutkan serta transparansi anggaran pembangunan Masjid Raya harus segera disampaikan kepada public,” tutup Arif sembari meninggalkan kantor Walikota Bima. (RED)

Related

Kabar Rakyat 6596193761069535858

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

SPONSOR

join

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item