Luar Biasa! Ini Ciri-Ciri Umum Komentator Bola Indonesia

Bung Hadi dengan komentarnya. Foto: bintang.com
KOTA BIMA - Selalu saja ada yang unik dan menarik perhatian kita sebagai penonton, tiap kali menyaksikan Timnas Indonesia bertanding. Khususnya sehabis menyaksikan pertandingan-pertandingan Pasukan Merah Putih berlaga di Turnamen Piala AFF Suzuki Cup 2016. 
Kata-kata ajaib seperti 'ahaay', 'serangan tujuh hari tujuh malam', 'peluang emas bertahta intan permata', 'suami muda', dll yang dipopulerkan oleh Bung Hadi Gunawan langsung menjadi perbincangan hangat di kalangan penikmat sepakbola.

Atau bagi para Maniak Bola yang sudah berumur mungkin mengingatkan kembali kepada para komentator sepakbola jaman 'bahula'. Seperti Bung Sambas, Bung Max Sopaccua dan Abraham Isnan yang setia memandu acara olahraga di TVRI dengan gaya khasnya.

Tentu para komentator ini mungkin sadar betul bahwa jargon-jargon yang mereka ciptakan akan melekat pada memori pemirsa. Mengaitkannya dengan momen-momen saat Timnas bertanding. 
Saat menyebut jargon-jargon ajaib yang unik bin lucu tersebut, di pikiran pecinta bola di Tanah Air pasti akan teringat pada momen apa jargon tersebut pertama kali didengar.

Seperti jargon 'Jebreeet!' yang dipopulerkan oleh Bung Valentino Simanjuntak, akan senantiasa mengingatkan kita pada momen-momen saat Timnas U-19 memenangkan Piala AFF.
Para Maniak Bola yang sudah berumur juga pasti akan senyum-senyum sendiri bilamana Bung Hadi mengatakan 'Ahaay..!' tentu di pikiran mereka akan terlintas kembali keseruan momen Piala Dunia 1994. Dimana kata 'Ahaay...!' saat itu pertama kali diperkenalkan oleh Kang Joe Project-P dalam videoklip mereka yang berjudul "Kop & Heiden". Kang Joe di videoklip tersebut berperan sebagai komentator sepakbola yang eksentrik nan konyol.

Seperti yang tulis oleh Pramuaji Ajay dalam blognya.
Kehadiran komentator dalam sebuah siaran langsung pertandingan sepak bola di televisi merupakan salah satu komponen penting dalam menciptakan atmosfer pertandingan supaya enak untuk ditonton. Sungguh membosankan apabila kita menonton siaran langsung sepak bola tanpa ocehan sang komentator. 
Karena selain bertugas untuk menghadirkan suasana seru pertandingan, komentator juga bisa memberikan informasi-informasi yang berkaitan dengan pertandingan.

Setiap liga, atau lebih umumnya setiap negara yang menyajikan siaran langsung sepak bola, memiliki komentator dengan ciri khasnya masing-masing. Contohnya seperti di Liga Inggris, dimana terdapat banyak komentator yang memiliki pengetahuan komprehensif mengenai data statistik dan sejarah yang berhubungan dengan suatu klub, pemain, pelatih, dan berbagai hal. 

Di Liga Argentina, ciri khas komentator adalah teriakan “goooooooool!” yang panjang setiap kali sebuah tim mencetak gol, tanpa peduli tim mana yang melakukannya. Bagaimana dengan komentator di Liga Indonesia?

Untuk memberikan penjelasan lebih jauh, disini akan dijabarkan beberapa ciri umum dari komentator-komentator di Liga Indonesia:

1. Hiperbolis-lebay

Komentator Liga Indonesia suka melebih-lebihkan hal-hal yang bagi orang awam biasa saja. Terkadang komentar yang diberikan bertolak belakang dengan kejadian yang terjadi di lapangan, saking lebay-nya. 
Salah satu yang sering terdengar adalah sebutan istilah ‘Big Match’ dan ‘Super Big Match’. Sebutan ‘Super Big Match’ merujuk pada setiap pertandingan yang melibatkan tim besar (Persib Bandung, Persija Jakarta, PSM Makassar, Persipura Jayapura, dll.), meskipun lawannya hanyalah tim kecil (Persitara Jakarta Utara, Persijap Jepara, Bontang FC, dll.). 
Sementara sebutan ‘Big Match’ merujuk pada pertandingan yang tidak melibatkan tim besar. 
Contoh ciri hiperbolis-lebay dari komentator Liga Indonesia antara lain:
  • Sayang sekali tembakan Boaz hanya melenceng tipis dari gawang Fauzal Mubarok, bung..” *padahal faktanya bola melenceng sekitar 4 meter keluar gawang.
  • Tendangan yang sangat manis dilakukan oleh Bambang untuk menyamakan kedudukan…..” *padahal faktanya cuma placing pelan yang relatif mudah untuk dipraktekkan.

2. Hiperbolis-exaggerated comparing
Beberapa kali kita mendengar komentator Liga Indonesia membanding-bandingkan pemain lokal kita dengan pemain bintang luar negeri. Padahal nyatanya perbedaan antara pemain lokal dengan pemain bintang internasional jelas-jelas berbeda jauh, mulai dari kualitas teknik sampai segi fisik (termasuk tampang). Contoh:

  • Ini dia Elie Aiboy, bung.. Thierry Henry-nya Indonesia..."
  • “Anda lihat tadi bung,, tekel yang dilakukan oleh Charis sekilas mirip seperti yang biasa dilakukan oleh Gattuso dari AC Milan..” *padahal faktanya yang ditekel bukan bolanya, tapi orangnya.
  • “Jika Perancis memiliki Fabien Barthez, Indonesia memiliki Hendro Kartiko, bung..”
  • “Bola dioper ke Maman ‘Rio (Ferdinand-red)’ Abdurrahman…”
3. Hiperbolis-puitis
Mungkin sebelum jadi komentator, mereka pernah menuntut ilmu di jurusan Sastra Indonesia. Contoh:

  • “Kita lihat bagaimana Dian Agus terbang bagaikan elang untuk mencengkeram bola tendangan bebas Eka…”
  • “Budi Sudarsono meliuk-liuk bagaikan ular phyton untuk menyerbu pertahanan anak-anak Arema..”
  • “Keberadaan Abanda Hermann dilihat bagai sebuah tembok besar yang menghalangi anak-anak Mahesa Jenar untuk menerobos pertahanan Macan Kemayoran.”
4. Menyebutkan nama pemain selengkap-lengkapnya
Jika kita mendengar komentator luar negeri, biasanya mereka hanya menyebutkan nama belakang si pemain, atau nama yang tertera di punggung sang pemain atau mungkin nama panggilannya saja. Namun di Liga Indonesia, sering terdengar si komentator menyebutkan nama lengkap si pemain. Contoh:

  • “Bola dikuasai oleh Ismed Sofyan,, oper kepada Leonard Tupamahu,, pindah ke sisi kiri ada Leo Saputra,, ke depan ada Robertino Pugliara,, bermaksud menembak langsung ke gawang Ferry Rotinsulu, namun masih bisa dihalau oleh Cristian Warobay..”
  • “Ke sisi kiri ada John Tarkpor Sonkaliey,, kita lihat John Tarkpor Sonkaliey, melewati hadangan Djayusman Effendi,, John Tarkpor Sonkaliey.. John Tarkpor Sonkaliey melepaskan tembakan..! dan Joooooooooooooooooohnhn Tarkpor Sonkalieeeeeeey.. gagal menambah pundi-pundi golnya musim ini..”
  • "Penetrasi dari Cristian ‘El Loco’ Gonzales gagal dimaksimalkan oleh Airlangga Sucipto,,,”
5. Kata ulang berubah bunyi/bentuk
Tidak terlalu sering, memang, tapi juga tidak jarang kita mendengar komentator Liga Indonesia menggunakan kata ulang berubah bunyi/bentuk, contohnya seperti:
  • “Harianto, utak-atik dia…”
  • “Serangan sporadis anak-anak Maung Bandung membuat pertahanan Lamongan menjadi kocar-kacir
  • “Luar biasa memang seorang Zah Rahan, bung.. sendirian dia mengobrak-abrik lini belakang Arema..”
  • “Serangan balik yang dilancarkan Sriwijaya FC kerapkali membuat pertahanan Persebaya ketar-ketir, bung..”
6. Penonton wanita
Jika kebetulan kamera menyorot penonton wanita, yang biasanya adalah gadis cantik, di Tribun Stadion, para komentator Liga Indonesia biasanya akan menanggapi ‘kemunculan’ si cewek di layar kaca dengan komentar-komentarnya. Bahkan kadangkala dibahas hingga cukup panjang. Contoh:

  • [*kamera menangkap gambar wanita cantik dalam pertandingan Persib Bandung melawan PSPS Pekanbaru] “kita lihat bung,, mojang Bandung ini,, masih terus semangat memberikan dukungannya kepada anak asuh Jaya Hartono,,” [komentator kedua menanggapi] “memang sekarang ini semakin banyak kaum hawa yang datang ke stadion untuk menonton pertandingan sepak bola, bung.. menandakan bahwa sepak bola tidak mengenal batasan gender.. seperti yang ditunjukkan oleh mojang yang satu tadi..”
7. Komentar-komentar konyol
Beberapa kali keluar dari para komentator, komentar-komentar yang hampir tidak ada hubungannya dengan pertandingan. Mungkin si komentator bermaksud untuk melucu, atau mungkin dia ingin memberi informasi khusus yang hanya dia yang tahu kepada para pemirsa, atau mungkin juga untuk alasan lain (yang tidak jelas). Contoh:

  • “Yak Ponaryo Astaman, bung.. pemain yang gemar makan nasi rawon..
  • "Gol dari Cucu Hidayat ini tentunya akan membuat senang sang nenek, bung..”
  • “Tendangan Syamsul tadi bisa-bisa membahayakan penerbangan domestik, bung..”
  • “Setelah ‘menjebol’ gawang sang istri,, kali ini Eka berhasil menjebol gawang Persik Kediri,,!"
  • “I Komang Putra,, menggunakan inisial namanya di kostum, bung: IKP.. [ditanggapi oleh komentator kedua] “mungkin IKP juga kepanjangan dari Ikatan Kiper Peteran, bung.. mengingat usia I Komang Putra sudah memasuki usia senja..”
  • “Ferry terlihat out-of-form pada pertandingan kali ini,,” [ditanggapi oleh komentator kedua] “mungkin dia sedang nervous, bung.. karena menurut kabar yang beredar, dalam waktu dekat ia akan melamar pujaan hatinya..”
  • Dan masih banyak lagi….
"Ciri yang dijabarkan di atas mungkin terlihat konyol dan absurd, tetapi jujur saja, hal-hal tersebut ternyata membawa keceriaan tersendiri bagi saya ketika menonton pertandingan Liga Indonesia. Sering saya dibuat tertawa ketika mendengar komentar-komentar yang hiperbolis atau yang konyol. Namun saya tidak menganggap ciri khas komentator Indonesia tersebut sebagai hal yang buruk. MAJU TERUS (komentator) LIGA INDONESIA!!" Ujar Pramuaji Ajay dalam blognya.
(RED | BLOGSPOT)

Related

Olahraga 1092604727926147791

Posting Komentar

  1. Prediksi Skor Bola Terpercaya Juventus vs Real Madrid 4 Juni 2017

    http://warungbettingprediksiskorbola.blogspot.com/2017/05/prediksi-skor-juventus-real-madrid-final-champions.html

    Pasang juga taruhan bola online hanya di www.warungbetting.com karena banyak bonus menanti anda..

    Hubungi sekarang juga :
    - PIN BB : D1E2BEE5
    - WeChat : WARUNGBETTING
    - WHATSAPP : +85516592500
    - LINE : WARUNGBETTING

    BalasHapus

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

 


SPONSOR

join

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Iklan

 


Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item