Peserta Lelang Tanah, Ngamuk di Kantor Bupati

Suasana ricuh di Kantor Bupati Bima. Foto: Habibi Abimayu/METROMINI 
KABUPATEN BIMA – Sekitar 30 orang warga dari beberapa desa di Kecamatan Sape mendatangi Kantor Bupati Bima untuk mempertanyakan hasil lelang tanah eks jaminan yang dilelang tahun 2016 ini.

Pantauan langsung Metromini di Kantor Bupati Bima Rabu (14/12/2016) terlihat puluhan warga memasuki kantor Bupati Bima. Mereka berjalan menuju Bagian Umum Setda Kabupaten Bima dan langsung masuk berkerumun dalam kantor tersebut. Saat berada dalam ruangan bagian umum, salah satu warga langsung membanting kursi plastik dan nyaris melukai salah satu pegawai setempat. “Panggil yang bertanggungjawab soal pelelangan tanah di Sape,” teriaknya sambil banting kursi.

Tidak berhenti disitu, salah satu warga lagi kembali mengangkat kursi dan membantingnya lagi. Pegawai pun ketakutan dan mencoba menyelamatkan laptop yang ada di depannya. Beberapa saat kemudian muncul anggota TNI yang mengamankan situasi dan menyuruh warga keluar dari ruangan tersebut.

Warga hendak bertemu dengan Bupati, Sekda, Asisten I, serta panitia lelang. Hanya saja yang hendak ditemui warga semuanya tidak berada di tempat, karena saat itu sudah menunjukan pukul 12.20 WITA, dan hanya tersisa beberapa pegawai saja, sementara pegawai lainnya sedang istirahat.

Koordinator warga, Usman yang dimintai keterangan terkait kehadiran mereka menjelaskan, bahwa kehadiran mereka ingin memastikan bahwa tanah lelang yang mereka sudah ikuti proses lelang bisa mereka menangkan.

“Kami dapat informasi bahwa tanah yang kami ikut lelang sesuai prosedur sudah dimenangkan oleh orang lain. Padahal pengumumannya ditunda tanggal 16 Desember 2016, yang semestinya sudah diumumkan tanggal 12 Desember kemarin. Kami ingin memastikan bahwa tanah itu harus didapatkan oleh kami yang benar-benar petani, bukan dimenangkan oleh Calo,” ujarnya.

Dijelaskannya, mereka yang hadir adalah para petani dari beberapa desa, antara lain Desa Sangiang, Desa Parangina, Desa Kale’o dan Desa Rasabou. Mereka mengatasnamakan kelompok tani dan mengikuti tender secara kelompok, meskipun memasukkan penawaran secara pribadi.

“Kami yang hadir ini, mengikuti penawaran masing-masing dengan luas tanah rata-rata 20 are perorang,” urainya. (RED)

Related

Kabar Rakyat 7060897942426590012

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

 


SPONSOR

join

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Iklan

 


Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item