3 Event FPT Ala Pemkab, Disentil Warga

Iklan kegiatan Pemkab Bima pada momen FPT 2017. METROMINI/Dok
KABUPATEN BIMA - Kegiatan nasional Festival Pesona Tambora (FPT) 2017 yang telah di-launching oleh Menko Maritim, 23 Maret 2017 lalu di Jakarta. Pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima pun mengambil bagian dan sudah menyiapkan komposisi kegiatan yang akan digelar pada tanggal 9-11 April 2017 nanti.

Seperti diketahui, Pemkab Bima sudah mengagendakan kegiatan Sakosa bike Tour 70K, Tambora Bima Challenge 2017 dan Festival Kopi Tambora. Namun, tiga program andalan yang masuk dalam nomenklatur program di Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bima, ternyata menuai sentilan, sorotan bahkan dituding syarat adanya kepentingan tertentu.

"Perhatikan dan cermati....Sebelum itu, ia juga menerangkan bahwa Festival Pesona Tambora, dalam rangkaian festival ini 3 acara itu ada hal yang ganjil. Jika kita tidak punya sepeda, tentu tak bisa ikut acara Sakosa bike Tour 70K. Dan jika tidak punya motor trail juga tidak bisa ikut Tambora Bima Challenge alias kegiatan trabas. Dan yang terakhir, saya kurang mengerti apa di Kabupaten Bima andalannya apa hanya kopi saja?, tulis Dian yang di media sosial Facebook, nama akunnya adalah Zangaji Sape.

Baca: Festival Pesona Tambora 2017, Terancam Diboikot

Dian juga menyentil soal kegiatan trabas. Dirinya yang tak memiliki motor jenis trail menanyakan, apa rakyat tak bisa ikut memberikan kontribusi jika hanya memiliki seekor kuda saja?

"Saya hanya punya kuda boleh ikut? Dan saya tidak punya kopi juga apa boleh minum gratis? Acara itu hanya membuat rakyat kecil kian pesimis. Soalnya hanya jika tidak punya punya uang untuk beli kopi, apalagi membeli motor trail tentu tak bisa memberikan penghargaan  kepada keberadaan Gunung Tambora yang agung itu," ucap dia.

Jika cara penetuan kegiatan pemerintah, kata dia, seperti ini model dan bentuknya. Kata dia, tentu sangat disayangkan.

"Kasihan sekali kami rakyat kecil ini, hanya menikmati sisa pesta bapak-bapak dan tuan-tuan yang memiliki kemampuan ekonomi lebih. Rakyat kecil ujungnya hanya bisa menikmati tumpukan sampah sisa dari makanan pengunjung FPT dan bapak-bapak pejabat dan pengusaha yang mencoba menjajaki nilai ekonomis di kawasan Tambora," tandasnya.

Menurutnya, kegiatan yang diagendakan Pemkab Bima, tidak mewakili kepentingan real dan kebutuhan serta kemampuan obyektif rakyat di Bima. Baik warga Kota maupun warga di kabupaten Bima.

"Di kampung kami bukan hanya kopi, dan tidak semua kami petani kopi, kami berjumlah 500san ribu apa produksi kami hanya kopi???? Ko kopi saja di jual paaaak apa yakin kopi itu mengangkat dana mbojo yg bersertifikat garam dan bawang ini????," ujar pemuda asli Kecamatan Sape yang saat ini bermukim di Kecamatan Asakota, Kota Bima.

Dian juga berharap, agar Pemerintah mau berpikir panjang dalam mengagendakan kegiatan sesuai dengan kebutuhan rakyat yang ada.

"Bapak jangan ada nilai kepentingan kelompok diatas kepentingan kami rakyat jelata...Demikian untuk dimaklumi.. saran dari kami untuk kegiatan FPT yang diselenggarakan pekan depan nanti," tutup dia, Minggu, 2 April 2017 kemarin.

Sementara itu, pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Bima, seperti diberitakan sebelumnya
Pihak Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bima, melalui Kepala Bidang Pemasaran, Haris menjelaskan, kegiatan trabas ini bermula dengan adanya usulan dari pemuda di Kecamatan Sanggar di tahun 2016 lalu. 

Dia pun mengaku, saat kedatangan pemuda asal Sanggar, kata dia, sebenarnya pembahasan anggaran untuk dikelola pemuda setempat sudah disepakati.dalam hal menanggapi pemberitaan soal nada yang terkesan ingin memboikot acara trabas akhirnya mengklarifikasi.


Kata dia, di kegiatan trabas, pihaknya masih menunggu jawaban atas kebutuhan dan keperluan bagi pemuda Sanggar seperti jumlah peserta, kebutuhan makan dari jumlah peserta dan juga kebutuhan panggung.

"Sebenarnya hal ini sudah dibahas dengan pemuda yang hadir di kantor beberapa waktu lalu. Kami juga sudah mengecek ke lokasi jalur. Saat pertemuan kami minta pengajuan kebutuhan anggaran pemuda di Sanggar," ungkap dia.

Dijelaskannya, anggaran trabas ini dalam pos Dispar hanya dialokasikan Rp12 juta, sedangkan event Sakosa Bike Tour 70K, nilai anggarannya Rp19 juta.

"Kami dalam mengalokasikan anggaran tentu berdasarkan prosedur keuangan yang ada. Untuk keuangannya di kegiatan trabas belum dicairkan dari Bagian Keuangan setda Kabupaten Bima, demikian juga dengan kegiatan Bike Tour," tandasnya, Jum'at, 31 Maret 2017 lalu, via handphone salah seorang staf Dispar yang menghubungi Reporter Metromini(RED)

Baca juga:

Related

Pemerintahan 2302751637623639877

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

 


SPONSOR

join

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Iklan

 


Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item