Penjelasan Tentang Makna "Fitrah"

Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA. GOOGLE/www.fitk.uinjkt.ac.id

Oleh: Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA
Guru Besar di UIN Syarif Hidayatullah, Jakata.

OPINI - Dari tulisan saya kemarin, ada salah seorang pembaca dari sahabat di FB yang bertanya dan memohon penjelasan saya tentang makna fitrah. Pertanyaan adalah sebagai berikut:

Mohon maaf Prof. Mohon penjelasan lebih lanjut, fitrah selalu identik dengan suci, seperti kalimat setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, demikian juga menurut saya pengertian surat Al-Rum [30]: 30:

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Yang mengganggu pengertian saya, apakah fitrah, suci, agama yang dari Allah ini memiliki sisi keburukan, sehingga prof. Menyebutnya ada fitrah yang buruk, atau bagaimana mohon penjelasan prof...

Jawaban saya adalah sebagai berikut:


Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA. 
GOOGLE/www.fitk.uinjkt.ac.id
Kata “fitrah” itu adalah kata dasar dari kata فطر (fathar-a). Kata kerja ini memiliki beberapa arti, di antaranya “merobek, membelah, dan menciptakan.” Dari kata kerja ini terbentuklah kata dasarnya, yaitu فطرة (fithrah), yang di antara artinya adalah “perobekan, pembelahan, dan penciptaan.” Mari kita ambil makna yang terakhir, yaitu “penciptaan” untuk menjadi bahasan utama uraian kita pada hari ini.

Dari pengertian di atas diketahui bahwa pengertian “fitrah” itu adalah “penciptaan.” Ada beberapa kata yang digunakan oleh Al-Qur’an untuk menunjukkan makna “penciptaan,” yaitu kata خلق (khalaq-a), kata فطر (father-a), dan kata بدع (bada”-a).

Kata خلق (khalaq-a) berarti “menciptakan sesuatu dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada.” Kata فطر (fathar-a) berarti “menciptakan sesuatu yang tidak ada samanya dengan ciptaan sebelumnya.” Kata بدع (bada”-a) berarti “menciptakan sesuatu yang indah dan menarik, atau menciptakan sesuatu yang baru, atau menciptakan kebiasaan baru yang belum dilakukan sebelumnya.” Dari kata inilah terbentuk kata بدعة (bid”ah).

Dalam konteks penggunaannya, kata “fitrah” dapat diartikan dengan tiga pengertian, yaitu:

1. Fitrah berarti “penciptaan sesuatu yang dilakukan oleh swt,” seperti penciptaan langit dan bumi.”
2. Fitrah berarti “sesuatu sifat yang dibawa sejak lahir,” seperti sifat baik dan sifat buruk yang terdapat di dalam jiwa manusia.
3. Fitrah berarti “kesucian yang dibawa lahir,” seperti bersih jiwa dari dosa, kesalahan, dan syirik ketika baru dilahirkan.

Kata فطرة (fithrah) diartikan dengan “menciptakan, penciptaan” kalau digunakan tanpa didahului oleh kata depan على (“alaa). Konteks seperti ini dapat Anda lihat di dalam QS. Al-An’am [6]:79:

إِنِّي وَجَّهۡتُ وَجۡهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ حَنِيفٗاۖ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ٧٩ 

79. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.

Penggunaan kata فطرة (fithrah) dalam pengertian kedua dan ketiga selalu berhubungan dengan kata depan على (“alaa), seperti على فطرة (“alaa fithart-in) atau فطر عليها (father-a “alayh-aa). Hal ini seperti dalam QS. Al-Rum [30]: 30, seperti yang sudah Anda sebutkan di dalam rangkaian pertanyaan Anda di atas. Kata ini diartikan dengan “sifat bawaan sejak lahir.”

Kata على فطرة (“alaa fithrat-in) yang terdapat di dalam hadis Rasulullah yang berbunyi: كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ (kull-u mawluud-in yuulad-u “alaa al-fithrat-i). Yang dimaksud dengan على فطرة dalam hadis ini adalah “kesucian yang dibawa lahir,” yaitu kesucian dari noda, dosa, dan syirik.

Semua manusia, siapa pun dia, apakah anak yang lahir dari perempuan muslimah, perempuan non-muslimah, bahkan anak yang lahir dari hubungan perzinahan adalah suci dari dosa dan syirik.

Jadi, fitrah yang saya maksud dalam uraian saya kemarin bukan dalam pengertian kesucian dari noda, dosa dan syirik, tetapi dalam pengertian sifat yang dibawa lahir. Hal ini seperti yang disebutkan oleh Allah di dalam QS. Al-Syams [91]: 7-10, yang artinya: 

“Dan demi jiwa serta penyempurnaan ciptaannya. Lalu Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kebaikan dan jalan keburukan. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang telah menyucikannya (jiwa itu). Dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya (jiwa itu)."

Yang dimaksud dengan “jalan kebaikan dan jalan keburukan” di dalam ayat di atas adalah “sifat baik dan sifat buruk” yang telah diberikan oleh Allah kepada jiwa manusia setelah disempurnakan oleh Allah ketika manusia masih berada di dalam Rahim (kandungan) ibunya.

Sifat baik itu adalah jalan kebaikan (تقواها= taqwaahaa) dan sifat buruk itu adalah jalan keburukan (فجورها= fujuurahaa). Setiap manusia, yang hidup secara normal mendapat dua sifat itu, sifat baik dan sifat buruk. ***

Walalaahu a”lam bi al-shawaab.
Semoga ada manfaatnya bagi kawan-kawan. Aamiin.
Jakarta-Matraman, 
Sabtu pagi, tanggal 6 Mei 2017.

Related

Pendidikan 4618359472845451174

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

 


SPONSOR

join

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Iklan

 


Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item