Razia Lantas, Warga Menduga itu Modus Oknum Perwira yang Ingin Pindah

Kondisi motor yang masih ada di Mapolres Bima Kota hasil razia semalam, Minggu, 7 Mei 2017. METROMINI/Agus Mawardy
 KOTA BIMA - Jajaran anggota Satuan Lalu Lintas (Lantas) di Mapolres Bima Kota, menggelar razia di depan kantornya di Bilangan Gunung Dua, Kecamatan Mpunda, Sabtu (6/5/2017) malam. Setiap pengendara khususnya sepeda motor baik yang dari arah barat dan timur, di jegat jajaran anggota polisi dan harus belok masuk ke kantor Mapolres Bima Kota.

Baca: Malam Minggu, Ratusan Motor 'Ngapel' di Mapolres Bima Kota

Sebelumnya, razia lantas pun kerap di lakukan Satlantas Polres Bima Kota, di depan kantor mereka tepatnya di depan kantor Bulog Bima seberang Markas Polres Bima Kota.

Pantauan Metromini, razia semalam, banyak warga yang harus mengelus dada karena di waktu mereka harus melepas lelah setelah sepekan beraktivitas, harus berurusan dengan kegiatan Satlantas Polres Bima yang merazia seluruh kendaraan yang melintasi kantor mereka. Bahkan pagi ini, puluhan kendaraan masih tersita di halaman Polres Bima Kota hasil penjaringan razia semakam.

A. Gunawan, warga Kelurahan Mande, Kecamatan Mpunda menilai, aktivitas razia seketika yang dilakukan Satuan Lalu Lintas (satlantas) sebenarnya baik untuk menciptakan disiplin warga dalam berlalu lintas. Namun, ia menduga, kegiatan yang tampaknya serius dan semua motor dimasukkan ke dalam kantor  dan diperiksa satu per satu, gosipnya dan menjadi kabar burung bahwa akan ada perwira Polri yang akan pindah kantor.

"Saya kira, kegiatan Polri tidak selamanya bahwa yang dilakukan tidak semata-mata menciptakan disiplin para warga dalam berlalu lintas. Saya menduga kuat ini semacam kejar setoran yang biasanya terjadi sebelum perwira terkait akan hengkang dari Polres Bima Kota," tandas pewarta muda yang meliput kegiatan itu semalam.

Proses tilang dari rajian ranmor di Mapolresta semalam.
METROMINI/Agus Mawardy
Dia mengaku, saya berbicara sebagai sumber di Metromini sebagai warga Kota Bima, bukan karena profesi saya sebagai seorang wartawan.

Gunawan juga menjelaskan, tingginya biaya tilang saat ini, sejak indonesia merdeka sampai sekarang, uang-uang penebusan tilang dari pengendara bermotor tidak pernah secara transparan di sampaikan pihak Polri ke masyarakat.

"Apa uang itu masuk ke kas daerah, kas polri atau kementrian keuangan sebagai pajak, atau retribusi atau apa. Walau sistim sudah online, siapa yang mengecek uang yang masuk lewat BRI itu. Belum lagi ada warga yang menitip di oknum petugas agar motor dan surat kendaraannya bisa langsung dilepas, misal kesalahannya tidak pakai spion atau tak menggunakan helm," urai dia, Minggu (7/5/2017) pagi ini.

Menurutnya, tindakan tilang yang dilakukan Satlantas khususnya, tak ubahnya bagai kejar setoran  semata, \

"Kemana uang-uang tilang warga selama ini, dan apa benar semua yang dititip itu disetorkan ke negara. Kami minta juga lembaga auditor negara untuk menyampaikan hasil auditnya karena memang itu uang rakyat untuk negara jangan samapai ada masalah yang melahirkan ketidakpercayaan publik pada anggota lantas saat razia di kemudian hari," sorot dia.

Dia pun menduga, di tengah reformasi birokrasi Polri dan minimnya transparansi soal kasus, keuangan dan kebijakan serta ekslusifnya sikap Kapolres Bima Kota hari ini, yang dilakukan oleh Sarlantas khususnya merazia kendaraan bermotor syarat dengan dugaan modus dan mencari keuntungan semata," tuding dia dengan lantangnya.

Proses tilang dari rajian ranmor di Mapolresta semalam.
METROMINI/Agus Mawardy
Sementara itu, warga lainnya asal Kecamatan Sape, Kabupaten Bima kepada Metromini mengaku, dirinya sudah sejaksubuh tadi ada di Mapolres Bima Kota. Pria yang enggan menuangkan namanya itu mengaku, keterangan dari pihak Kepolisian yang merazia semalam agar segera mengambil surat motornya.

"Karena suratnya di Sape, saya ambil pulang dulu dan ini mau mengurus kendaraan saya yang ditilang semalam. Sejak subuh kami ada di sini dan menunggu petugas yang nulis surat tilang semalam," kata dia, yang enggan menyeburkan namnya di baruga timur halaman Polres Bima Kota.

Informasi yang dihimpun, dan dari pengakuan oknum anggota di Mapolres Bima Kota, Kasat Lantas yang saat ini baru menjabat 8 bulan. Kabarnya akan pindah sebentar lagi. Dari rajia semalam pun, ada juga motor yang ingin diloloskan diam-diam dan sempat mengundang kericuhan karena diketahui anggota polisi (Baca: atasan) yang lainnya.

Metromini yang bertandang ke Mapolres Bima Kota, Minggu pagi ini,  menanyai salah seorang anggota Satlantas.

"Pak, apa keberadaan motor yang ditilang semalam, apa bisa dikeluarkan pagi hari ini?." Tanya Metromini.

"Besok pagi, tidak ada petugas hari ini. Besok yah, besok pagi saja," ujar petugas berkostum Lantas itu dan berlalu pergi.

Pada anggota yang lainnya, seorang petugas lantas yang datang dengan menggunakan baju bebas yang sempat berbincang dengan Metromini pun mengaku, soal keluarnya motor yang ditilang semalam. Kata dia, masih diminta persetujuan dulu dari Kasat Lantas.

Sebab, diakui Ar (inisial) setelah kegiatan tilang semalam, dilakukan apel anggota. kasat Lantas menegur keras saat ada insiden kendaraan yang berusaha keluar tanpa proses tilang semalam.

"Pak Kasat menegur keras kami agar melengkapi semua fisik kendaraaan seperti plat dan spion, dan tanpa itu tidak bisa di bawa pulang. Dan terkait dengan pengurusan apa bisa pagi ini, saya masih konfirmasi kembali dulu ke Pak Kasat," kata petugas yang sudah bertahun-tahun di satuan lantas Polres Bima Kota itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Satuan (Kasat) Lalu Lintas (Lantas) Polres Bima Kota I Made Hendra A, SH, SIK, mengaku bahwa kegiatan razia ini adalah kegiatan rutin yang dilakukan pihak Polres Bima Kota. Dalam giat ini, digelar secara bersama antar lintas satuan yang ada.

"Kegiatan ini hanya kegiatan rutin saja, dan bisa dibilang masih ada kaitannya dengan kegiatan PEKAT 2017. Selain satuan lantas, satuan-satuan lain seperti reskrim dan narkoba terlibat dalam pemeriksaan kendaraan sepeda motor yang digelar malam ini," ujar Perwira lulusan AKPOL yang baru 8 bulan menjabat Kasat Lantas Polres Bima Kota itu, semalam.

Hendra mengaku, dalam razia ini terutama yang di tahan adalah pengguna kendaraan bermotor yang tidak menggunakan helm. Dan pada saat tilang, bagi warga yang melanggar bisa melakukan pembayaran lewat e-payment (pembayaran online lewat BRI) atau bisa membayarnya nanti di Pengadilan.

"Soal pembayaran tilang kami sudah bisa dilakukan secara online di BRI dan bisa juga ditebus nanti selesai sidang di Pengadilan. Untuk waktu kegiatan ini sangat fleksibel. Untuk malam ini, di mulai sekitar pukul 19.30 WITA untuk waktu yang belum bisa ditentukan," tutur Hendra kelahiran tahun 1987 itu kepada Reporter Metromini.

Dan terkait dengan tudingan warga, dugaan modus Perwira yang akan pindah dengan sering digelarnya rajia masih diupayakan konfirmasi lanjut dengan perwira terkait di Mapolres Bima Kota. (RED)

Related

Politik dan Hukum 7337870918657131731

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

 


SPONSOR

join

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Iklan

 


Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item