Rumah Sakit Tolak, Pasien: Dokter Bedah Sarankan Ke Dukun


Kondisi Rangga di Rumah Kontrakan mereka Saat ini,  tampa kedua Orang tuanya dahli dan sikho wati.
METEROmini/Agus Gunawan

KOTA BIMA - Tiga rumah sakit di Bima tolak warga untuk berobat. Hal itu dirasakan oleh Rangga (23) warga salama, kelurahan Na'e, kota bima, pelayanan yang harapkan oleh pihak keluarga justru tidak di dapatkan oleh Pasien.

Hal itu di ungkap oleh Dahli, ia mengatakan sejak kecelakan Senin, 14 oktober 2019, anaknya     (Angga red) mengalami  patah tangan kiri dan luka berat bagian Punggung, saat itu pihak keluarga mendatangi pihak pukesmas terdekat untuk meminta surat rujukan untuk berobat ke Rumah Sakit  PKU Muhammadiyah.

"Kecelakan anak kami malam selasa. Pas magrib kita lapor dipukesmas paruga untuk minta surat rujukan untuk berobat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah dan surat rujukan itu kita dapatkan," jelas ayah pasien Dahli kamis,  17 oktober 2019.

Dia menceritakan,  anaknya tidak mendapat pelayanan dari rumah sakit. Tapi, justrus mengarahkan untuk berobat di rumah sakit yang lain dengan alasan dokter bedah tidak ada.

"Setelah sampe di Rumah sakit Muhamadiyah, kata seorang petugas yang ada disitu, di rumah sakit muhamadyah tidak ada dokter bedah, saya kasih solusi di antara dua,  rumah sakit agung, atau RSUD di raba, yang mana bapak mau pilih?, dan saya pilih dokter agung," kisah dia sambil miniru ucap petugas saat itu. 

Ia jelaskan,  saat membawa anaknya ke Dokter Agung. Justru, Dokter bedah sedang berada di luar daerah saat itu. Pihak petugas yang ada saat itu juga menyarankan pasien untuk berobat ke Rumah Sakit Umum Bima.

"Saya ke Dokter agung menggunakan mobil sewa. Tapi,  kata petugas saat itu dokter  Bedahnya sudah ke bali, dan kita sarankan bapak ke RSUD Bima. Dan Sesampe dirumah sakit saat itu listrik mati,  dan semua pasien yang belakangan di suruh pulang oleh bagian loket saat itu dan mereka minta maaf sama kita sat itu dan kita pulang," cerita dia.

Ia juga mengakui, dengan kondisi anaknya semakin parah saat ini, pihak keluarga membawa anaknya kerumah sakit terdekat dengan membawa surat rujukan yang di berikan oleh pukesmas paruga  saat itu. Tapi, oleh petugas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah masih menolak pasien itu untuk di obati di rumah sakit tersebut dengan alasan dokternya tidak ada.

"Dan hari ini kita kembali ke rumah sakit disana dan bawa surat ini dan masih tolak oleh Ruma Sakit PKU Muhammadyah dengan alasan dokter bedah masih di luar, kedatangan saya ke situ bukan untuk berobat saja. Tapi,  meminta resep obat yang pas untuk obat anak kami tapi kita tetap diarahkan ke RSUD Bima. Berobat dan resep pun tak di kasih," sedihnya.

 
Lanjut dia,  tidak mendapatkan pelayanan di rumah sakit Muhammadiyah, pasien dan pihak keluarga menuju RSUD Bima jam 9 pagi dan mengambil nomor antrian di Loket.

"Kita sampai di RSUD jam 9 pagi dan mengambil nomor antri degn nomor antri 119. Tapi, saat itu ada orang yang kasihan melihat kondisi anak kami dengan keadaan posisi tidur karna patah tangan dan punggung yang tidak bisa di gerakan, yang menunggu lama dan itu memberikan nomor antriannya sama kami," katanya.

Surat rujukan pukesmas paruga

Setelah itu kata dia, pasien dan keluarga masuk dalam ruang dan menunjukan Surat rujukan yang berikan pukesmas saat itu. Tapi, oleh Dokternya menyarankan pasien ke Dokter Agung atau ke dukun.

"Kita masuk kedalam dan tunjukan surat rujukan itu,  ini bukan untuk rujukan disini tapi rujukan ke dokter agung. Dokter bedah jalan kiri kanan dan menyarankan ke dukun," Kesalnya.

Hingga berita ini di tayangkan pihak rumah sakit yang di sebutkan dalam pemberitaan ini masih di upayakan Konfirmasi. (RED)

Related

Pemerintahan 6236264761307731770

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

 


SPONSOR

join

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Iklan

 


Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item