Woha Membara, 4 Warga Luka Tembak Dioperasi di RSUD Bima


Bakar ban yang terjadi dipertigaan cabang talabiu, Kecamatan Woha, Jum'at (26/5/2017) malam ini. FACEBOOK/Adit Sanjaya Sanjaya
KABUPATEN BIMA - Bentrokan yang terjadi kemarin petang antara warga Desa Penapali dan Desa Dadibou sudah terkendali malam harinya. Namun, di hari H-1 memasuki puasa ramadhan ini, konflik dan perang kampung itu kembali meletus dan kian meluas pada desa-desa tetangga yang ada di Kecamatan Woha, Ibukota Kabupaten Bima.


Hingga malam ini, kondisi belum terkendali. Berbagai titik di kawasan Kecamatan Woha masih menutup akses jalan negara lintas Bima-Sumbawa. Jalur ini adalah jalur satu-satunya antar kota dan antar provinsi di Kabupaten Bima. Namun, hingga pukul 23.00 WITA akses jalan negara itu belum bisa digunakan akibat diblokir warga. 

Korban luka tembak siang tadi di Kecamatan Woha.
METROMINI/Dok
Menurut keterangan warga Kecamatan Woha, Herman menjelaskan, saat bentrokan susulan antara warga Desa Penapali dan Dadibou, Jum'at siang tadi. Aparat keamanan yang terdiri dari TNI dan POLRI menghalau peperangan antar dua kampung itu hingga proses pengejarannya memasuki kawasan Desa Talabiu.

"Sebenarnya warga Desa Talabiu tidak terlibat bentrok dan damai-damai saja. Namun, penyisiran aparat terhadap Desa Penapali dan Dadibou yang bertikai dan adanya warga Desa tetangga yang menonton peperangan itu hingga akhirnya penyisiran aparat sampai ke areal Desa Talabiu," ujar Herman yang dihubungi media ini, malam sekitar pukul 20.00 WITA.

Ia melanjutkan, penembakan gas air mata dan penyisiran aparat keamanan menyebabkan warga di Desa Talabiu kaget dan kehebohan pun terjadi. Ada beberapa warga yang terjatuh akibat penyisiran petugas siang tadi.

Kalampa VS Dadibou pun Bergejolak

Di sisi lain, Herman menambahkan, mencuatnya warga Dadibou yang berperang dengan Desa Penapali menumbuhkan luka lama konflik yang terjadi antara Desa Kalampa yang berkoalisi dengan Desa Risa dan akembali hampir bertikai dengan Desa Dadibou.

Ketegangan mereka pun kembali tampak akan terjadi dengan berkonsentrasinya massa di kedua desa pada areal persawahan kompleks kantor Bupati Bima yang baru dibangun itu.

Ketegangan yang terjadi antara desa kalampa dan dadibou
di Kecamatan Woha, Jum'at (26/5/2017). 
METROMINI/Dok
"Namun, kondisi kedua Desa antara Kalampa dan Dadibou sempat diamankan aparat dan peperangan pun dapat terelakkan. Sebab lainnya mencuatnya kembali konflik Dadibou dan Kalampa disebabkan warga Desa Dadibou yang kembali keperkampungan melalui area lpersawahan siang tadi, membakaran satu unit sepeda motor Jupiter Z milik warga Desa Kalampa yang disimpan di pinggir jalan ekonomi," jelas Herman menceritakan kronologis perang antara Dadibou dan Kalampa.

Kembali saat penyisiran aparat yang memasuki perkampungan Desa Talabiu, Herman mengungkapkan, ternyata emosi dan reaksi warga, saat para wanita dan anak-anak yang kaget datangnya aparat sembari menembakkan gas air mata dan melihat jatuhnya korban akibat serbuan tembakan aparat memicu kepanikan warga. 

Kata dia, diperkirakan korban merupakan warga Desa Penapali atau warga Desa Talabiu yang menonton perperangan siang tadi. Kondisi ini menyulut kemarahan warga Desa Talabiu.

"Warga berhamburan dalam kepanikan dan memblokade jalan di pertigaan talabiu dan menuntut tindakan represif yang dilakukan oleh aparat," ujar Pewarta itu. 

Hingga malam ini, ratusan aparat baik TNI, Polri (anggota Polres Bima dan Brimob) menjaga berbagai titik di Kecamatan Woha. Warga Desa Talabiu yang bersitegang dengan aparat pun membakar ban dipertiaaan cabang talabiu, akses jalan negara lintas Bima-Sumabawa dan Bima-Langgudu.

Sementara itu, Kapolres Bima yang dikonfirmasi Metromini, AKBP. M. Eka Fathurrahman mengatakan kalau siang tadi bentrokan antara Kalampa dan Dadibou tidak sempat terjadi. 

"Kami berhasil berhasil menghalau kedua kelompok masa yang ingin bertikai. Dan kondisi saat ini masih diupayakan untuk pulih diberbagai lini dan titik konflik yang terjadi," ujar Eka via pesan Whatsapp-nya, kepada media ini, sore tadi. 

4 Warga Korban Luka Tembak Dioperasi

Salah seorang warga diduga korban luka tembak.
METROMINI/Dok
Sementara itu, informasi yang diperoleh Metromini di RSUD Bima, menurut keterangan sumber di sana. Sudah 4 orang warga yang telah dioperasi lantaran terkena peluru dari senjata api yang diduga berasal dari aparat saat penyisiran berlangsung, turun Sholat Jum'at siang tadi. 

"Korban tembak yang sudah dioperasi ada 4 orang. Semua berasal dari konflik yang terjadi sejak siang tadi di Kecamtan Woha," ujar petugas yang enggan menyebutkan namanya kepada media ini, Jum'at malam ini. 

Tampak pula kehadiran Bupati Bima, Hj. Indah Damayanti Putri, namun hingga pukul 23.30 WITA, malam ini keadaan belum kembali pulih dan kondusif. 

"Kecamatan Woha mencekam. Di hari H-1 menjelang ramadhan. Harusnya pertikaian itu tidak terjadi. Karena sebagian besar warga Kabupaten Bima adalah mayoritas muslim dan besok adalah hari pertama menjalankan ibadah puasa," harapan beberapa warga yang disampaikanya di dunia maya melihat kondisi Kabupaten Bima yang sering perang saudara. 

"Mari para warga hentikan pertikaian antara sesama saudara. Kita hormati Bulan Suci Ramadhan untuk hidup rukun, aman tentram dan damai di persada Bumi Maja Labo Dahu (Malu dan Takut)," ujar warga yang lainnya. (RED)

Related

Politik dan Hukum 3170020285644075456

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

 


SPONSOR

join

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Iklan

 


Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item