Proyek Mesjid PT. Mayalia Rp12 M, Dipertanyakan Warga?

Lembaga Dakwah Kampus (LDK) STISIP Mbojo-Bima saat "menggempur" DPRD Kota Bima beberapa waktu lalu. Foto: Dedi Irawan/METROMINI

KOTA BIMA - Protes pembangunan mesjid terapung yang sempat heboh di media sosial sekitar sebulan yang lalu. Tampak, keinginan publik untuk menunda pembangunan itu. Namun, kenyataan itu, tidak menjadi atensi pertimbangan partisipasi opini publik untuk sebuah kebijakan pembangunan yang dilakukan Pemerintah Kota Bima.

Baca: Pagi ini, LDK STISIP “Gempur” DPRD Soal Mesjid Terapung

Dan ternyata, percepatan pembangunan itu pun dilangsungkan dengan segera. Mesjid terapung yang berubah nama menjadi Mesjid Amahami, Senin (10/4/2017) lalu, sudah dilakukan peletakkan batu pertama. Kegiatan itu, sebagai legal standing atau tanda dimulainya pembangunan Mesjid yang kabarnya akan menjadi kebanggaan atau Mascot Selamat Datang di Kota Bima. 

Dalam situs LPSE Kota Bima di terangkan bahwa Pembangunan Mesjid Amahami sudah melewati proses tender secara online. Nilai pagu anggaran Rp12.400.000.000. Dari hasil tender proyek yang pertama dalam kegiatan LPSE Kota Bima di Tahun Anggaran 2017 ini, kegiatan Pembangunan Mesjid Amahami telah dimenangkan PT. Mayalia asal pulau Lombok.

PT. Mayalia tak banyak memotong harga penawaran hingga ditentukannya sebagai pemenang oleh panitia. Dituliskan dilaman pemenang tender mesjid amahami, PT Amalia mengajukan harga penawaran sebesar Rp12.384.960.000.

Baca: ‘Diobok-obok’, DPRD Kota ‘Diobok-obok’ LDK

Di sisi yang lainnya, seorang warga Kota Bima, Rashid Harman menyatakan pendapat dan pertanyaan atas kebutuhan yang prioritas saat ini hingga telah dilakukannya kegiatan peletakan batu pertama Mesjid Terapung (Mesjid Amahami, Red).

"Peletakan batu pertama pembangunan masjid TERAPUNG telah dilakukan oleh pemerintahan Kota Bima. Acara seremonialnya dilaksanakan bertepatan dg hari ulang tahun Kota Bima yg ke 15. Nawaitu pemerintahan Kota Bima dalam meeealisasikan rencananya itu sebenarnya apa sih?," tanya Rashid Harman, di beranda status Facebook-nya, Jum'at pagi tadi.

Ia juga menyatakan pendapat tambahannya.

"Nawaitu membangun rumah Allah itu harus menjadi sesuatu yg maha penting. Bila niat pembangunan itu tidak berdasarkan pertimbangan yg logis dan berdasarkan kebutuhan maka akan bermasalah dalam pembangunannya. Bagaimana menurut anda?," tanya warga Kelurahan Pane, Kota Bima itu di paragraf selanjutnya dalam satu statusnya itu. (RED)

Baca juga:

    Related

    Pemerintahan 5457781026916576710

    Posting Komentar

    Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

    emo-but-icon

     


    SPONSOR

    join

    FANSPAGE METROMINI

    METROMINI VIDEO

    Iklan

     


    Arsip Blog

    Ikuti Tweet Metromini

    item