Ini Pembicaraan Satu Jam Bersama Penjabat Wali Kota Bima di Pandoponya

Drs. H. Wiraja Kusuma, MH berswama bersama krew media Metromini saat malam lama di Pandopo Penjabat Wali Kota Bima,  Senin, 13 Agustus 2018 lalu. METROMINI/Dok
KOTA BIMA - Pasca dilantik menjadi Penjabat Wali Kota Bima, Kamis, 2 Agustus 2018 lalu. Sudah 12 hari Drs. H. Wiraja Kusuma, MH menahkodai Kota Bima. Awal kepemimpinan yang disertai duka yang melanda Pulau Lombok, membuat Kepala Biro (Karo) Pemerintahan setda Provinsi NTB itu tak disertai oleh istri dan anaknya. 

Pasalnya, anak Wira yang saat ini sedang sekolah di Mataram tidak bisa ikut bersamanya ke Kota -Bima. Demikian pula istrinya, Ibu Widiati Wahyuni yang saat ini bersama Ibu-ibu PKK dan Dharma Wanita Kota Bima sedang menemani warga korban gempa lombok yang belum terjamah relawan dan simpatisan seperti di desa-desa yang terletak di Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat.

"Istri saya bersama dengan ibu-ibu PKK lainnya sedang di Narmada hari ini. Mereka membawakan bantuan dan juga tenaga medis untuk kondisi penampungan yang ada di beberapa desa di Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat yang belum tersentuk oleh relawan dan bantuan di sana," tutur mantan Kepala Biro Humas dan Protokoler serda Provinsi NTB itu. 

Saat kru Metromini bertandang ke Kediaman Penjabat Wali Kota sekitar pukul 18:45 WITA yang terletak di Bilangan Jalan Soekarno Hatta di Kelurahan Rabadompu Barat, Kecamatan Raba, Kota Bima, Senin, 13 Agustus 2018 ba'da maghrib. Wira yang mengajak makan malam bersama berbincang soal berbagai hal yang akan dilakukannya selama menjabat sebagai Wali Kota Bima saat ini. 

Kata dia, selama menjadi penjabat Wali Kota seyogyanya kepala daerah ia mengikuti jadwal agenda yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Kota Bima. Di tengah duka musibah gempa bumi yang terjadi di Lombok, kata dia, saat ini dirinya sudah mengeluarkan edaran agar setiap jajaran ASN di Organisasi Perangkat Daerh (OPD) dan kepada anggota TNI dan Polri, karyawan di instansi vertikal, karyawan BUMN di Bima serta juga seluruh jajaran ormas maupun organisasi profesi lainnya. 

"Dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan dalam mendukung efektivitas bekerja dan memberikan pelayanan kepada masyarakat ada beberapa hal yang telah kami serukan untuk bisa dilaksanakan di Kota Bima," ungkap sosok Penjabat campuran darah tanah Sumbawa dan kabupaten Lombok Timur itu

"Program subuh berjamaah yang telah dicanangkan sebelumnya harus tetap dilanjutkan. Demikian pula bila terdengar seruan adzan di saat beraktivitas, untuk bisa menghentikan sejenak dan berangkat sholat berjamaah. Ditambah juga dengan kegiatan dzikir bersama di setiap mushola dan masjir yang tersebar di Kota Bima di antara waktu sholat maghrib dan Isya," pungkasnya menambahkan,

Kata dia, himbauan ini dalam rangka mendoakan para korban gempa bumi di Lombok agar bencana yang dialami tidak berlanjut lagi. Selaian kegiatan ini untuk menghapus dosa-dosa selama ini dan menjauhkan marabahaya dan musibah terjadi di Kota Bima. 

"Budaya bima yang maja labo dahu (malu dan takut) sebenarnya adalah ajaran Islam. Dan yang kami himbau adalah bagian dari menghidupkan keadaan yang pernah terjadi dan harus terus dilestarikan di Kota Bima saat ini hingga ke depannya nanti," ucap dia sembari menikmati hidangan makan malam yang sederhana di ruang makan pandopo Penjabat Wali Kota Bima, semalam. 

Selain itu, di tingkat birokrasi Kota Bima, peningkatan etos kerja dan loyalitas serta disiplin menjadi komponen yang saat ini sedang digalakkan untuk bisa terpatri di setiap jajaran ASN di lingkup Kota Bima. Dirinya pun selama menjabat sebagai Kepala Daerah akan tetap mengontrol budaya kerja dan tingkat kedisiplinan pegawai dengan harapan, hadirnya kepemipinan yang baru nanti semangat dan budaya kerja yang sehat sudah menjadi kebiasaan aparatur di Pemkot Bima. 

"Terkait dengan program pada prinsipnya kita normatif saja. Saat ini sedang ada agenda pembahasan APBD Perubahan TA 2018 dan malam ini ada rapat di kantor DPRD Kota Bima untuk kelanjutan pembahasan  KUA dan PPAS. Sebentar habis Isya kami akan ke sana," ungkap dia. 

Terkait beberapa hal lainnya seperti adanya permintaan pihak Kepolisian terkait dengan dokumen kasus Kategori II pengangkatan honorer menjadi CPNS di Pemkot Bima yang dimintai pihak Kepolisian selama ini. Kata Wira, terkait hal tersebut akan disesuaikan dengan peraturan yang ada saat ini. 

"Intinya, jika ada surat permintaan kami akan berlaku normatif sebagaimana ketentuan yang berlaku saat ini. Demikian pula dengan pembahasan APBD-P 2018. Tak ada yang luar biasa, semua berjalan sebagaiman mestinya saja," tutur dia. 

Perbincangan yang cukup cair dan saat disinggung terkait dengan masa jabatana Penjabat Wali Kota Bima. Sosok Penjabat yang akan berusia 46 tahun di November 2018 nanti itu mengatakan, idealnya, penjabat Wali Kota Bima dan juga beberapa daerah akan berakhir pada tanggal 24 September 2018. Namun, saat ini, pemerintah pusat masih melihat perkembangan sengketa pilkada yang berlangsung di Mahkamah Konstitusi. 

Memang, kata dia, saat ini ada beberapa daerah yang mengajukan gugatan di MK. Dan pemerintah pusat masih menunggu hasil sengketa tersebut untuk penetapan secara serentak pelantikan Kepala dan Wakil Kepala Daerah di tahun 2018 ini. 

"Idealnya, 24 September 2018 sudah ada pelantikan. Tapi, untuk kegiatan serentak secara nasional, Pemerintah Pusat masih melihat perkembangan sengketa Pilkada yang sedang berlangsung di MK. Kita tunggu saja bagaimana kesimpulannya nanti untuk hal ini," tandas dia sekaligus mengakhiri diskusi ringan dengan Metromini.

Sekitar jam 19:30 WITA, Penjabat terlihat buru-buru dan ternyata langsung berangkat naik motor dengan seorang Pol PP yang menjaga rumah dinasnya untuk melaksanakan Sholat Isya berjamaah di Masjid Rabadompu yang tak jauh dari kediamannya saat ini. (RED | ADV) 

Related

Pemerintahan 2342653178352509631

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

SPONSOR

join

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item