dr. Fatur: Pekerja Bangunan Marina Resort Yang Meninggal Dunia Sudah Diantar ke Pasuruan

Ilustrasi mayat korban seorang pekerja yang dibawa ambulance Puskesmas Paruga ke Kabupaten Pasuruan, Jatim, Rabu, 28 November 2018 lalu. GOOGLE/Image
KOTA BIMA -  Dugaan kecelakaan kerja yang dialami seorang warga asal Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur yang meninggal dunia saat bekerja pada pembangunan Marina Resort, Rabu, 28 November 2018 lalu, dibenarkan oleh Kepala Puskesmas Paruga, dr. Fatur. 

Menurutnya, korban yang dibawa sekitar pukul 11:00 WITA, dua hari yang lalu itu, sudah dalam keadaan meninggal dunia setiba di Puskesmas Paruga.

Fatur menjelaskan, korban bernama Samsul Arifin adalah seorang pekerja pada pembangunan Marina Resort di Watasan Amahami, Kelurahan Dara, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima. Korban dibawa oleh rekannya ke Puskesmas dan langsung ditangani oleh dr. Ani selaku doketer jaga di Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas dua hari yang lalu. 

"Samsul tiba dibawa oleh rekannya ke Puskesmas sekitar jam 11:00 WITA. Saat itu ada dokter jaga dan juga beberapa orang perawat yang langsung mengecek keadaannya," ujar Fatur, Jum'at 30/11/2018) pagi.

Kata dia, saat diperiksa oleh dr. Ani, keadaan Samsul datang dalam keadaan tidak sadarkan diri. Sempat dilakukan pompa jantung dan paru-parunya, tidak ada respon dari tubuh Samsul adanya tanda kehidupan. Dicek pula respon pupilnya juga tidak menandakan pasien dalam keadaan kritis. Selain itu, pada kondisi fisiknya tampak terbakar di sebagian tubuhnya. 

"Setelah dicek kondisi fisik pasien, dokter menetapkan pasien telah meninggal dunia," ujarnya.

Ia menduga, kematian Samsul disebabkan korsleting listrik dengan tegangan yang cukup tinggi. Diperkirakan kondisi korban telah meninggal dunia sebelum tiba di Puskesas Paruga. 

"Sebab meninggal korban diduga kuat akibat korsleting listrik yang tegangannya cukup tinggi. Faktor atau penyebab tersebut, bisa dilihat pada kondisi fisik pasien yang terbakar saat tiba di Puskesmas Paruga," tandasnya. 

Ia mengatakan, setelah mayat Samsul disemayamkan oleh petugas. Diputuskan jenazahnya diantar ke kampung halamannya di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur (Jatim). Rencana awalnya, kata dia, jenazah korban akan dibawa menggunakan pesawat. Namun, karena tak ada jadwal penerbangan saat itu, akhirnya jenazah Samsul diantar ke kampung halamannya dengan menggunakan ambulance milik Puskesmas Paruga. 

"Awalnya, mayat Samsul ingin dibawa dengan pesawat. Namun tak ada jadwal pesawat yang ada saat itu. Dan diputuskan diantar dengan mobil ambulance yang ada di Puskesmas Paruga. Tim medis yang mengantar Samsul star dari Bima sejak hari Rabu (28/11/2018) lalu itu," ujar dia. 

Fatur mengatakan, untuk biaya akomodasi pengantaran jenazah Samsul ke Pasuruan dibantu pihak kontraktor pelaksana proyek pembangunan Marina Resort. Dan pihak Puskesmas membantu korban dengan memberikan pelayanan ambulance. 

"Tanggungan akomadasi dibantu oleh pihak perusahaan tempat Samsul bekerja. Sementara kami di PKM membantu korban dengan memfasilitasi ambulance hingga ke rumah duka di Kabupaten Pasuruan." ucap Dokter mengakhiri keterangannya ke Metromini. 

Sementara itu, kronologis dugaan tersengat tegangan listik hingga menewaskan seorang pekerja di pembangunan Marina Resort yang ada di depan Pantai Amahami, pihak Polres Bima Kota masih belum menanggapi konfirmasi yang diajukan sejak kemarin melalui Plt. Kasubag Humas.

Selain itu, pelaksana pembangunan di Marina Resort yang coba ditemui oleh Metromini, pimpinan proyek tidak bisa ditemui untuk mendapat keterangan atas kejadian ini. (RED)

Related

Kabar Rakyat 6620089002486015209

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

 


SPONSOR

join

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Iklan

 


Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item