Krisis Kantung Darah Selalu Viral, Pemda di Bima Didesak Solusinya

Pasien atas nama Rustam asal Kabupaten Bima yang viral di sosial media atas kebutuhan donor golongan darah A untuk keperluan perawatan di RSUD Bima saat ini. Diketahui, anak dari keluarga tidak mampu ini diagnosa mengidap penyakit TBC. (METROmini/Agus Mawardy)

KOTA BIMA - Sudah sejak lama bahkan sudah terhitung tahunan masalah kekurangan kantung darah selalu dikeluhkan keluarga pasien. Tak ayal, hampir setiap hari permintaan untuk kantung darah atau permintaan donor darah bagi banyak pasien di beberapa Rumah Sakit selalu diposting netizen dan selalu viral di sosial media.

Namun, dari keluhan dan kebingungan warga akan kebutuhan donor darah bagi keluarganya yang sedang dirawat di rumah sakit. Belum mendapatkan tanggapan dari dua pemerintah daerah yang ada di Bima untuk mencarikan solusinya. 

Sebenarnya, di Pemkot Bima sekitar setahun yang lalu ada penyerahan alat atau unit transfusi darah senilai ratusan juta rupiah yang diserahkan oleh Dikes Kota Bima ke PMI Kota Bima. 

Namun, dalam penyerahan alat bank darah tersebut tidak maksimal dioperasikan lebih lanjut oleh PMI Kota Nima. Karena ditempatkan di Labkesda Kota Bima begitu saja. 

Menurut pihak PMI Kota Bima, setelah alat tersebut diserahkan. Pihak PMI yang meminta dukungan anggaran operasional hingga ahli yang mengoperasikan alat tersebut. Hingga saat ini, tak pernah didengar oleh pihak Dikes maupun Pemkot Bima bahkan sudah langsung disampaikan masalah ini ke Wali Kota Bima.

"Alat transfusi darah untuk menstok kebutuhan darah bagi para pasien di Bima sudah ada diserahkan sejak tahun lalu. Namun, saat kami menyampaikan kendala lanjutan berupa kebutuhan operasional dan tenaga ahlinya. Sampai sekarang belum ada kepastiannya dari pihak Dikes. Padahal, secara langsung pun pernah kami sampaikan ke Wali Kota Bima," ujar Rusdin, Sekretaris PMI Kota Bima, belum lama ini.

Baca juga: Alat UTD Pemberian Tahun Lalu dari Dikes, PMI Keluhkan Keberadaannya di Labkesda Kota Bima

Dalam pantauan media ini. Kebutuhan atas donor darah selalu saja menjadi postingan rutin bagi para pendamping sosial yang menjalankan program kemanusiaan dalam membantu warga yang sedang dirawat di banyak Rumah Sakit. 

"Kami setiap hari selalu saja mendapat permintaan dari keluarga pasien untuk dicarikan pendonor darah. Baik pasien dari RSUD Bima, RSUD Kota Bima maupun Rumah Sakit swasta lainnya," ujar Aby, seorang pemuda asal Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima, Rabu, 4 Mei 2022.

Pemuda yang menggeluti profesi sebagai pendamping kemanusiaan itu sangat menyayangkan keberadaan kantung darah di semua rumah sakit yang ada di Bima dalam keadaan stoknya yang krisis. Setiap pasien parah dan ibu hamil yang hendak dioperasi. Permintaan donor darah selalu disampaikan para keluarga pasien.

"Krisis kantung darah di semua rumah sakit yang ada di Bima sudah sejak lama. Kami selalu saja sibuk membantu keluarga pasien untuk selalu mencari pendonor bila keadaan pasien mengalami perawatan yang cukup serius atau bila ada ibu hamil yang ingin dioperasi," ujarnya.

Menanggapi keadaan soal kantung darah di Bima. Mahasiswa pasca sarjana di Universitas Mataram, M. Alhusaini, SH merasa prihatin dengan pelayanan sektor kesehatan baik di Kota dan Kabupaten Bima. Padahal, masing-masing Pemda di Bima memiliki rumah sakit yang statusnya sudah ditingkatkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Semestinya, aspek fasilitas untuk kebutuhan penyimpanan banyak kantung darah sebagai stok yang siap digunakan bagi pasien kritis maupun kebutuhan untuk operasi. Harusnya, sudah sejak lama dimiliki oleh BLUD Kabupaten Bima maupun oleh BLUD Kota Bima.

*Sesuatu yang sangat disayangkan. Membangun Rumah Sakit hingga menelan anggaran puluhan miliar mampu dilakukan oleh dua Pemda di Bima. Tapi melengkapi dengan alat transfusi atau bank darah dalam kapasitas penyimpanan yang sampai sekarang tak bisa diadakan oleh pihak Pemerintah," ujar Alhusaini atau pemuda yang akrab disapa Rim, Rabu, 4 Mei 2022.

Pemuda perjaka asal Kelurahan Rabangodu Utara itu mendesak pihak Wali Kota Bima maupun Bupati Bima untuk serius menganggarkan kebutuhan untuk pengadaan bank darah dan unit transfusinya. Disertai dukungan anggaran operasional yang dilengkapi pula dengan ahli yang akan mengoperasikan alat tersebut. 

"Seperti alat yang sudah diberikan ke PMI Kota Bima. Wali Kota tinggal mendukung anggaran operasionalnya. Dan ditambah dengan ahli yang akan mengoperasikan alat tersebut. Dan Bupati Bima agar bisa mendesak direktur RSUD Bima agar secepatnya menyiapkan ruangan dan mengadakan alat bank darah. Agar stok darah untuk kepentingan pendonoran bagi pasien sudah tak perlu lagi mencari keluar rumah sakit. Hingga teriak dan meminta bantuan di sosial media yang selalu viral setiap harinya," jelas dia.

Kata dia, isu soal krisis kantung darah sangat meresahkan sudah sejak lama. Tidak hanya pasien di Bima. Bahkan pasien di Dompu pun mengalami hal yang serupa. 

Sementara, dalam kebutuhan donor darah. Pasien anak atas nama Rustam, asal Desa Talabiu, Kabupaten Bima yang mengalami sakit TBC. Banyak sekali Warganet yang membagikan soal kebutuhan Rustam yang memerlukan donor golongan darah "A" di RSUD Bima.

"Selain donor darah A yang dibutuhkan anak dari Desa Talabiu ini. Kondisi BPJSnya juga tidak aktif. Sementara, pasien adalah dari kalangan keluarga yang tidak mampu. Pasien ini perlu mendapat bantuan dan perhatian serius dari pihak Dinsos dan Dikes Kabupaten Bima," paparnya.

Kata dia, dalam keadaan BPJS Pasien yang tidak aktif. Di tengah berasal dari keluarga yang tidak mampu. Untuk kebutuhan biaya dan rawat inap pasien akan membutuhkan uluran tangan dan bantuan dari pihak Darmawan. Dan semoga pemerintah bisa memberikan kebijakan yang terbaiknya untuk Rustam selama dalam perawatan.

"Semoga saja ada darmawan yang mau membantu Rustam setelah ada pendonor untuk kebutuhan darahnya. Karena anak penderita TBC ini berasal dari keluarga yang masih kekurangan. Dan kami harap Ibu Bupati Bima semestinya tak menutup mata jika ada rakyat apalagi seorang anak yang menderita begini," bebernya.

Di sisi lainnya, pihak Pemerintah Kota dan Kabupaten Bima maupun Direktur RSUD Bima tentang keluhan kekurangan kantung darah maupun penanganan perawatan atas pasien bernama Rustam. Masih dalam upaya untuk dimintai tanggapannya lebih lanjut. (RED)


Related

Pemerintahan 151582787572461616

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

 


SPONSOR

join

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Iklan

 


Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item