Rezim Qurais Dituding Tak Peduli Pembangunan Mesjid Raya Bima

Massa aksi saat berorasi di depan Kantor Walikota Bima. Foto: Dedi Irawan/Metromini

KOTA BIMA – Dibongkarnya Mesjid Raya Al Muwahidin Bima di jaman mantan Bupati Bima, H. Zainul Arifin sekitar 2004 (sebelum pemekaran Kota dan Kabupaten Bima) yang ingin direnovasi kembali saat itu, menyisakkan kepenatan bagi masyarakat Bima pada umumnya. Belasan tahun pembangunan masjid itu terkesan tak serius ditangani oleh dua pemerintahan yang ada di Dana Mbojo. Mesjid Agung itu berada di dalam wilayah Kota Bima, namun dua kali menjabat sebagai Walikota Bima, H.M. Quraish tak mampu menorehkan prestasi yang membanggakan dibalik pembangunan mesjid ini.

Keadaan dibalik macetnya pembangunan masjid kebanggaan masyarakat Kota Bima itu, mengundang kalangan aktivis sosial angkat bicara. Mereka melakukan protes kesan ketidakpedulian Pemerintah Kota Bima ini dengan menggelar ujuk rasa di depan kantor Walikota Bima, Rabu, 30 November 2016, pagi ini.
Elemen gerakan mahasiswa pun lantang mempertanyakan sikap Walikota dua periode ini terhadap pembangunan Mesjid Raya Al Muwahidin. 

Arif Rahman, selaku Kordinator Aksi menyebutkan hingga akhir tahun 2016 ini masih banyak proses pekerjaan yang belum dikerjakan. Padahal, diakuinya, sebagaimana keterangan di media massa, Pemerintah Kota Bima telah menggelontorkan anggaran miliaran rupiah yang dituangkan dalam APBD Il Kota Bima.
“Kemana larinya uang itu jika benar telah dicairkan oleh Pemerintah Kota Bima. Siapa yang bermain dibalik macet dan tidak terselesaikannya pembangunan Mesjid Raya Bima yang sudah berjalan belasan tahun lamanya ini,” sorot Arif dalam orasinya.

Selain itu, dia menambahkan, sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No.70 Tahun 2012dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Informasi Publik, papan pekerjaan pembangunan di areal Masjid harus dipasang oleh pelaksana pekerjaan.

“Asumsi Kami, bahwa anggaran yang dicairkan tersebut dikelola secara tidak benar serta ada permainan dalam mengelola anggaran tersebut, Massa kepemimpinan H. Qurais H. Abidin selaku Walikota Bima yang hampir dua periode memimpin Kota Bima tersebut tidak mampu menjawab persoalan terkait dengan Pembangunan Masjid Raya di tengah jantung Kota Bima ini? Apakah Mesjid Raya ini tidak penting bagi Pemerintah Kota Bima sehingga sampai saat ini pembangunan tersebut belum rampung juga,” cecar aktifis UKM Lembaga Dakwa Kampus (LDK) STISIP Mbojo-Bima tersebut.

Massa aksi pun menyatakan sikap politik mereka.  

“Kami mendesak kepada Bapak Walikota Bima segera mengambil tindakan terkait dengan pembangunan Mesjid Raya Kota Bima. Dan kepada Pemerintah Kota Bima  agar mengevaluasi dan memproses pihak pelaksana Pembangunan Mesjid Raya yang diduga kuat sudah melanggar banyak aturan yang ada,” ujar Sukriadin, salah satu orator lainnya dalam aksi itu.

Sukri pun menegaskan, pihaknya tetap menolak rencana Pemerintah Kota Bima yang ingin melaksanakan Pembangun Mesjid Terapung di kawasan Pantai amahami, jika pembangunan Mesjid Raya Kota Bima belum rampung dikerjakan.

“Apabila tuntutan kami tidak direalisasikan, kami akan melakukan pergerakan secara yang massif bersama masyarakat Kota Bima,” ancam dia. 

Di sisi lainnya, pihak Pemerintah Kota Bima belum menanggapi aksi yang digelar elemen mahasiswa ekstra kampus itu. (RED)

Related

Kabar Rakyat 1108753252470546448

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item