Antara Jagung dan Banjir.

Kondisi banjir bandang di Kota Bima, akhir desember 2016 lalu. FACEBOOK/Usmand Ganggang

Alan Malingi
OPINI - Jagung saat ini menjadi komlditi unggulan di Bima Dompu dan Sumbawa. Di lereng lereng pegunungan yang sudah terlanjur gundul akibat pembalakan liar yang telah menahun itu jagung mendapatkan tempat istimewa.

Kepala Desa Kaowa di lereng Lambitu dengan bangga memaparkan keberhasilan tanaman jagung yang sangat membantu peningkatan pendapatan masyarakat di desanya dan bahkan bisa naik haji dan menyekolahkan anak. Hal senada juga dikemukakan oleh beberapa kepala desa dan warga di desa desa yang berada di pegunungan dan perbukitan.

Namun, saat ini warga yang berada di wilayah hilir telah merasakan akibat dari kerusakan hutan dan lingungan di wilayah hulu. Hujan dengan intensitas sedang lebat selama lebih dari dua jam saja telah mengakibatkan banjir di wilayah wilayaj hilir seperti di kota Bima. Kepanikan pun melanda jika langit pekat dan hitam memayung dari arah timur.

Salahkah warga di hulu saat ini menanam jagung,palawija dan kacang kacangan di wilayah hulu? Tentu tidak salah. Meskipun banyak celetukan yang muncul.

"Gara gara Jago Ake Mai kai ba Mbere re" (gara gara jagung inilah sehingga banjir datang).

Bupati Dompu, H. Bambang M. Yasin sedang duduk di atas sebuah batu pinggir sawah, memandang lepas ke arah hamparan tanaman jagung di Dompu, baru-baru ini. Budidaya jagung di Dompu sedang mendapat apresiasi bagus dari Presiden RI, Joko Widodo, 9 Januari 2017 lalu. Sumber foto: Suara NTB/ula | GOOGLE

Agar tidak saling menyalahkan tentu perlu langkah nyata untuk rehabilitasi total terhadap kerusakan hutan yang terjadi saat ini dengan melibatkan masyarakat sekitar. Tanaman jagung dan kacang adalah komoditi yang menggiurkan saat ini dan bisa ditanam bersama tanaman tahunan yang juga menghasilkan dalam jangka panjang.

Baca: Ini Dampak Banjir di Dompu, Operator Exsa Belum Ditemukan

Sebenarnya pemerintah dapat mengupayakan bibit tanaman buah untuk warga di daerah hulu untuk mereka petik dalam jangka panjang. Sedangkan jagung dan kacang untuk satu sampai dua musim.

Jika lereng lereng pegunungan di sekitar kota dan kabupaten Bima ditanami tanaman buah buahan dan diserahkan pengelolaannya kepada masyarakat, maka proses rehabilitasi hutan dan lingkungan akan berjalan indah karena masyarakat telah memiliki tanaman buah sebagai komoditi dan pendapatan dalam jangka panjang. Sedangkan jagung dan kacang kacangan dalam jangka pendek.

Dalam 5 tahun, ketika tanaman buah itu tunbuh, maka hutan dan lereng perbukitan akan menghijau dengan tanaman buah. Kota dan kabupaten Bima akan menjadi obyek wisata agro. Apalagi jika masyarakat diberikan lagi bibit ternak sebagai tambahan usaha sebagai penopang pendapatan mereka.

Sekedar berbagi gagasan...........!

Oleh: Alan Malingi
Ketua Mekembo (Majelis Kebudayaan Mbojo)

Sumber Opini: https://www.facebook.com/alan.malingi?hc_ref=NEWSFEED&fref=nf

Baca juga: 

Related

Pendidikan 2803046963222791124

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

 


SPONSOR

join

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Iklan

 


Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item