Ketimpangan Manajemen Banyak Dikeluhkan, Direktur RSUD Bima Diminta Diganti

 

drg. H. Ihsan, Direktur BLUD/RSUD Bima yang diminta untuk segera diganti. METEROmini/Dok

KOTA BIMA - Sorotan yang memicu  mencuatnya banyak masalah yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima yang sudah berganti status menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dikeluhkan baik dari masyarakat atau keluarga pasien dan juga disampaikan oleh Tenaga Medis atau pegawai di dalamnya.

Pasalnya, RSUD yang berlokasi di Kota Bima dan terbesar serta me jadi Rumah Sakit andalan/rujukan yang itu masih di bawah kendali Pemerintah Kabupaten Bima. Dan Manajemen di bawah kendali seorang Direktur drg. H. Ihsan yang sudah bertahun-tahun menahkodai BLUD Bima memang secara fisik terlihat kemajuan pembangunan fisik dari tahun ke tahunnya. Namun, di sisi lain, keluhan dan masalah pun tak luput dari dugaan sikap elite RSUD yang menyimpang dan kerap dikeluhkan tenaga medis atau bawahannya.

Seorang pegawai di RSUD Bima yang enggan dituangkan namanya dalam pemberitaan ini mengungkapkan, pihaknya mempertanyakan kebijakan manajemen yang dalam beberapa pekan terakhir ini melakukan perekrutan tenaga honorer baru yang jumlahnya kurang lebih ada 60 orang.

Kata dia, sesuai aturan yang ada sangat jelas adanya pelarangan untuk penerimaan honorer di lembaga institusi pemerintah yang ada saat ini.

"Selain itu, rekruitmen inipun duindikasi kebijakannya penuh dengan suasana yang kolutif dan nepotisme. Karena, sebelumnya, pihak Manajemen atau Direktur tak pernah membuka pengumuman secara terbuka untuk adanya rekruitmen tenaga honorer baru di RSUD Bima saat ini," jelas dia, Rabu, 31 Maret 2021.

Pegawai yang sudah bertahun-tahun mengabdi di RSUD Bima itu menambahkan, dugaan rekruitmen ini diperkirakan ada sekitar 30-an tenaga perawat. Sisanya ada perekrutan untuk tenaga honorer lain yang diduga pula ada indikasi pelicin atau nepotisme yang terjadi dari perekrutan puluhan tenaga honorer baru ini.

"Rekruitmen ini dilakukan secara tertutup kesannya. Tersiar kabar angin di Rumah Sakit kalau tenaga honorer baru ini masuk dengan pelicin atau ada juga karena faktor politik atau nepotisme pihak manajemen," tandasnya.

Ia menambahkan, untuk uang Jasa Pelayanan (Jaspel) yang diterima para tenaga medis dan pegawai di RSUD Bima, sungguh keterlaluan kebijakan pihak Manajemen saat pendapatan pegawai sukarela di bagian tata usaha lebih besar dari pada pendapatan Jaspel tenaga medis dan para pegawai yang ada saat ini.

"Ini rumusnya di mana. Kami yang pegawai dan perawat lebih rendah uang Jaspelnya ketimbang tenaga sukarela yang ada di bagian tata usaha," keluh dia penuh kesal..

"Dan yang jelas, uang Jaspel pegawai negeri rata-rata di bawah Rp1 juta. Sementara, Jaspel tenaga sukarela di atas Rp1 juta," sambung dia.

Baca juga: Sudirman DJ Sesali Pelayanan Kesehatan di RSUD Bima

Pegawai lainnya, yang juga ingin disembunyikan identitasnya mengungkit pula masalah dugaan honor yang didapat Tim Covid di RSUD Bima dipotong sebesar 10% per orangnya. Jika dikalikan dengan semua nama Tim yang ada, tentu banyak juga angka pemotongan dari uang Covid yang bersumber langsung dari Kementerian Kesehatan RI itu.

"Masalah lainnya, sampai dengan bulan memasuki bulan April 2021 ini. Jasa Medis yang diterima para pegawai di RSUD Bima masih merupakan anggaran Jasa Medis di tahun 2020 lalu," ungkapnya.

Ia menegaskan, sebenarnya banyak persoalan yang terjadi di dalam tubuh Manajemen BLUD Bima jika ditambahkan pula dengan banyak keluhan dari pasien atau keluarganya saat melakukan perawatan. Dan dari pihak pegawai yang ada saat ini, sangat berharap agar drg. H. Ihsan bisa diganti dari posisi Direktur BLUD Bima oleh Bupati Bima. Karena memang, kata dia, kebijakannya sangat tidak mensejahterakan para bawahannya yang ada selama ini.

"Kami harap Direktur saat ini bisa diganti. Agar ada penyegaran dan mengevaluasi kebijakan yang selalu merugikan tenaga medis atau para pegawai yang sudah lama mengabdi di RSUD Bima selama ini," tandas dia.

Sementara itu, Direktur RSUD Bima yang berkali-kali coba dihubungi baik didatangi di ruang kerja dan dihubungi nomor ponselnya. Terkesan, sengaja menghindar dan memblokir kontak wartawan media ini. Dan saat bertandang ke kantornya, selalu tak ada di ruangannya. (RED)


Related

Pendidikan 7873155648261177493

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

 


SPONSOR

join

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Iklan

 


Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item