Bike Tour Lariti ke Kalaki, Pesona Tamboranya Apa?


Iklan kegiatan Pemkab Bima pada momen FPT 2017. METROMINI/Dok
KABUPATEN BIMA - Dalam berpartisipasi pada Festival Pesona Tambora (FPT) 2017 yang diselenggarakan Pemerintah Pusat (Baca: Kementrian Pariwisata), ternyata pihak Pemerintah Daerah pun mengambil bagian dan keikutsertaannya dalam meramaikan acara ini.

Baca: 3 Event FPT Ala Pemkab, Disentil Warga

Rabu, 5 April 2017 lalu, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB) lewat Dinas Pariwisata  (Dispar) NTB menggelar acara yang masih bertemakan FPT 2017. Kegiatan yang dihelat di pelataran ASI Mbojo Bima dengan difasilitasi oleh Kompas dan tanpa pejabat Dispar NTB yang hadir, dinilai hanya kegiatan formalitas dan tidak begitu banyak manfaatnya bahkan terkesan kegiatan 'akal-akalan' Dispar NTB dan Kompas.

Baca juga: 

Tak kalah pedulinya, Pemerintah kabupaten Bima pun ikut ambil bagian dari mementum FPT 2017 sebagai pengingat meletusnya Gunung Tambora 202 tahun yang lalu (5 April 1815). Melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPT) Dispar Kabupaten Bima, pihak Pemkab Bima mengagendakan kegiatan Sakosa bike Tour 70K, Tambora Bima Challenge 2017 dan Festival Kopi Tambora. 

Baca: Tolak dan Boikot Festival Pesona Tambora itu Harga Mati

Sebelumnya, tiga program andalan ternyata menuai sentilan, sorotan bahkan dituding syarat adanya kepentingan tertentu.

"Perhatikan dan cermati....Sebelum itu, ia juga menerangkan bahwa Festival Pesona Tambora, dalam rangkaian festival ini 3 acara itu ada hal yang ganjil. Jika kita tidak punya sepeda, tentu tak bisa ikut acara Sakosa bike Tour 70K. Dan jika tidak punya motor trail juga tidak bisa ikut Tambora Bima Challenge alias kegiatan trabas. Dan yang terakhir, saya kurang mengerti apa di Kabupaten Bima andalannya apa hanya kopi saja?, tulis Dian yang di media sosial Facebook, nama akunnya adalah Zangaji Sape, belum lama ini. 

Selama menerima masukkan dan kritik. Tampaknya pihak Pemerintah tak punya waktu dalam menanggapi dan menjawab keresahan warganya. Akhirnya, gayung bersambut dari pernyataan Zangaji Sapekegiatan Sakosa Bike Tour 70K, dari Pantai Lariti di Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima menuju Pantai Wisata Kelaki, Desa Panda, Kecamatan Palibelo, dinilai kurang tepat.

Menurut A. Gunawan, warga asal Kecamatan Sanggar mengungkapkan, kegiatan Sakosa bike Tour 70K, adalah kegiatan yang dipaksakan. Ditegaskannya, selama mengusung tema Pesona Tambora, semestinya kegiatan tidak keluar dari mengeksplore kekayaan dan 'keagungan' Tambora untuk ditepatgunakan sebagai Destinasi Wisata Dunia.

"Sebenarnya sah dan boleh saja kegiatan bersepeda.Tapi kami di kaki gunung Tambora tak ingin Gunung Tambora dijadikan simbol alat eksploitasi kepentingan mencari proyek semata. Kegiatan bersepeda harusnya dari dari Pantai Lariti ke Tambora atau dari Kalaki dan atau dari manapun asalkan ke Tambora, itu baru sinkron dengan tema kegiatannya dengan FPT 2017," ungkap dia.

Baca: Wabup Janji, Bulan Depan Jalan di Sanggar Dirapikan

Disesalkannya, kegiatan bersepeda dari Kecamatan Lambu (ujung timur Kabupaten Bima) hingga ke Kalaki, di Kecamatan Palibelo (Bima bagian tengah), lalu hubungannya dengan keberadaan Gunung Tambora di ujung timur yang jaraknya ada ratusan kilometer lagi, menurut Gunawan, tidak ada relevansinya kegiatan ini dengan Festival Pesona Gunung Tambora tahun 2017 ini.

Baca: Event Trabas, Ulah Dispar Kecewakan Pemuda di Sanggar

"Harusnya, membangun pesona Pantai lariti harus tersendiri dan fokus. Demikian juga dengan kegiatan Pesona Tambora harus ada hubungannya dengan Tambora. Kami kira, Dispar Kabupaten Bima kehilangan konsep dalam membawa dan membangun aspek pariwisata yang harusnya fokus asal ada program, proyek dan anggaran, asal buat saja kegiatan yang ada," ungkap Gunawan.

Dia mengaku heran, hubungan bersepeda dari Lariti di lambu hingga Pantai Kalaki, hubungannya dengan Gunung Tambora yang masih ratusan kilometer dari dua lokasi kegiatan itu apa?

Ia melanjutkan, kegiatan mempromosikan sektor pariwisata oleh pemerintah, baik di pusat lebih-lebih di daerah diduga dan kesannya hanya menjadi bahan kepentingan eksploitasi segelintir kelompok yang terlibat dalam pengelolaan anggaran kegiatan semata.

"Banyak proyek promosi wisata yang tidak fokus, formalitas dan tidak simultan serta konsisten. Tiba masa tiba akal, asal ada kegiatan, dan essensinya hanya kuatnya dugaan pada proyek segelintir kepentingan kelompok pengelola anggaran negara saja," jelasnya kepada Metromini, via messenger, Rabu malam kemarin.

Kata dia, poin yang perlu dipertimbangkan juga dalam agenda kegiatan Dispar Kabupaten bima di momentum FPT 2017 adalah kegiatan trabas (menggunakan motor trail) ke atas puncak Gunung Tambora.

"Jika lintasan sudah memenuhi standar dan tidak merusak ekosistim alam dengan pembuatan jalur terabas, silahkan saja kegiatan dilanjutkan. Namun, jika berdampak pada sedikit saja kerusakan alam di Tambora, lebih baik kegiatan trabas menuju puncak Tambora ditiadakan saja," tandasnya.

Di sisi lainnya, pihak Dispar belum dikonfirmasi terkait adanya kritikan dari warga ini. Namun, disadur dari laman berita www.kahaba.neteven Event Sakosa bike Tour 70K dari Pantai Lariti menuju Pantai Kalaki, sudah ditunggu-tunggu para pecinta sepeda. 

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bima, H. Abdul Muis, mengatakan, kegiatan tersebut akan dilaksanakan tanggal 9 April 2017. Tapi sebelum kegiatan sepeda wisata tersebut, peserta akan melakukan camping bersama yang berlokasi di Pantai Lariti, Kecamatan Lambu.

Guna mendukung kegiatan ini katanya, Dinas Pariwisata Kabupaten Bima juga menggaet komunitas-komunitas sebagai mitra kerja. Sebut saja teman-teman Karang Taruna Desa Maria, Komunitas Lariti, Balumba Community. Juga tidak ketinggalan teman-teman pecinta sepeda Bima Cycling Club (BCC) sebagai pendukung kegiatan," ujar Muis, Rabu (5/4/2017) kemarin.

Menurut mantan Kabag Kesra setda Kabupaten Bima itu, memilih Taman Wisata Kalaki sebagai finish atau tempat berakhirnya kegiatan, karena para Peserta akan melihat Pameran Ekonomi Kreatif, yang sekaligus akan diresmikan oleh Gubernur NTB.

"Syarat mengikuti kegiatan ini, yang pastinya peserta harus mempunyai sepeda. Tempat pendaftaran, silahkan langsung ke Dinas Pariwisata Kabupaten Bima. Bisa pendaftaran pribadi, maupun pendaftaran club. Dalam pendaftaran tidak dipunguit biaya. Bahkan, untuk kebutuhan makan dan minum selama kegiatan sudah disiapkan oleh panitia,” tandasnya.

Baca juga:

Related

Pemerintahan 8344711172629685262

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

 


SPONSOR

join

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Iklan

 


Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item