Pemuda dan Mahasiswa Harus Bangkit

Ilustrasi. GOOGLE/https://twitter.com/pemudabangkit

OLEH: Nasarudin alias Nas Kalate Junior

OPINI - Saat ini Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lebih khususnya daerah yang kita cintai ini sedang menghadapi gempuran masalah yang datang bertubi-tubi. Di berbagai bidang tak ada satu pun yang tanpa masalah. Dalam kondisi yang sedemikian parahnya, pantaskah para mahasiswa yang mempredikatkan diri sebagai agent of change hanya menyaksikan setumpuk masalah dengan mulut yang menganga?

Ingat.!!! NKRI lebih khususnya daerah yang kita cintai ini sedang menunggu pemuda-pemudi yang memiliki kepekaan sosial, berfikir progresif, & bertindak agresif. Indonesia harus bangkit dari stagnasi yang selama ini menjadikan kita sebagai bangsa yang masih terkebelakang. Itulah kebangkitan yang harus dipelopori oleh para pemuda & mahasiswa yang sadar akan tugas dan tanggung jawabnya untuk membangun tata peradaban ideal, maju, & religius.

Sikap maupun tindakan seseorang sangat ditentukan oleh pemikirannya. Sehingga dengan merubah cara berpikir inilah kita dapat memastikan perubahan sikap pada orang lain. Rekonstruksi pemikiran mahasiswa adalah hal yang paling urgen untuk memulai proses kebangkitan dan membangkitkan taraf hidup masyarakat.

Sebab merekalah yang kelak akan menjadi generasi penerus pendobrak perubahan dan pembangunan di negeri maupun daerah yang sedang terjajah oleh himpitan persoalan hidup, intervensi asing dan krisis multidimensi yang belum memperlihatkan indikasi penyelesaian.

Hal ini tidak boleh dibiarkan terus berlarut. Diperlukan upaya yang keras untuk membangkitkan kesadaran yang terpendam dari pemuda dan mahasiswa sebagai "kontrol sosial". Di sinilah letak tugas dan tanggung jawab lembaga-lembaga mahasiswa dalam mewadahi dan menyuguhkan pendidikan politik bagi para mahasiswa. Hal ini tentunya harus diawali dari reideologisasi lembaga-lembaga mahasiswa itu sendiri.

Lembaga-lembaga mahasiswa harus memiliki paradigma dan orientasi yang jelas dalam menyusun arah strategi pergerakan yang mengena pada episentrum masalah. Disamping itu wajib pula memahami peta politik dan sosiologis yang ada ditengah masyarakat. Sehingga arah gerak yang hendak dituju tidak menjadi kabur.

Di samping itu juga, dikotomi negatif yang justru menjadi pemicu rasa antipati antara pergerakan ekstra dan intra kampus harus segera dihilangkan. Keduanya harus saling bekerja sama untuk membangun dan merumuskan arah perubahan yang akan dituju yakni perubahan yang bersifat fundamental dan mengenai esensi persoalan. Untuk itu diperlukan sebuah mainframe yang menjadi sandaran gerak aktivitas mahasiswa.

Yang tidak kalah pentingnya, lembaga-lembaga mahasiswa harus menjaga kedekatannya dengan para “mahasiswa awam”. Aktor pergerakan tidak boleh hanya dibatasi pada tingkat elit mahasiswa, hal ini justru akan memandulkan potensi raksasa mereka.



Wilayah akar rumput harus disentuh melalui program kerja yang diprioritaskan pada pembentukan cara berfikir yang kritis & ideologis bagi para mahasiswa. Melalui solidaritas serta program-program kerja yang konstruktif bagi pembentukan kesadaran politik mahasiswa, hal ini diharapkan dapat menjadi titik awal yang baik untuk meretas proses perubahan sosial yang benar-benar hakiki.

Hilangkan budaya bungkam, apatis & pragmatis. Kaji fakta masalah secemerlang mungkin & beri kritik serta solusi atas masalah tersebut. Katakan benar walaupun pahit, katakan benar walaupun sakit.

Penulis adalah Pemuda asal Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima-NTB

Related

Pendidikan 6916278716317436742

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

 


SPONSOR

join

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Iklan

 


Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item