Sering Pemadam Bergilir? Ini Kata Manager PLN UP3 Bima (Part 1)

Manager PLN UP3 Bima, Dony N Gustiarsyah. METROMINI/Dok
KOTA BIMA - Sejak bulan September 2018 lalu, proses pemadaman bergilir terjadi di wilayah kelistrikan yang ada di Kota Bima, Kabupaten Bima dan juga di Kabupaten Dompu. Kondisi ini, kerap mencadi kecaman, kritikan dan bahkan umpatan di sosial media yang disampaikan para pelanggan PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bima dalam empat bulan terakhir ini.

Manager PLN UP3 Bima, Dony N Gustiarsyah mengakui terjadinya pemadaman bergilir di wilayah Bima dan juga di Kabupaten Dompu. Untuk hal ini, kata dia, sebelumnya atas nama Manager PLN UP3 Bima pihaknya menyampaikan permohonan maaf kepada para pelanggan dalam empat bulan belakangan ini. 

"Sebelum menjelaskan terkait kondisi maupun keadaan yang menyebabkan terjadinya pemadaman bergilir dalam empat bulan terakhir, kami atas nama PLN UP3 Bima menyampaikan permohonan maaf kepada semua pelanggan PLN di Bima dan juga di Kabupaten Dompu," ungkap Dony, Rabu, 9 Januari 2019 malam.


Ia menjelasakan, dalam melayani fasilitas kelistrikan pada tubuh PLN untuk wilayah di Kota Bima, Kabupaten Bima dan juga di Kabupaten Dompu. Ada lima titik keberadaan mesin pembangkit yang selama ini bekerja untuk kebutuhan kelistrikan yang ada. Lima mesin pembangkit tersebut ada di Kecamatan Sape, di kantor PLN UP3 Bima, di Lingkungan Niu, Kelurahan Dara Kota Bima, ada di Lingkungan Bonto, Kelurahan Kolo, Kota Bima dan juga ada di Kabupaten Dompu. 

Sementara itu, out put yang dihasilkan dari kelima mesin tersebut sebesar 53 Megawatt (MW) dengan kebutuhan daya yang ada di pelanggan saat ini sebesar 46-47 MW.

"Mesin pembangkit untuk menunjang kebutuhan pelanggan di Bima dan Dompu sebesar 46 sampai dengan 47 MW. Lima mesin pembangkit yang mengeluarkan daya sebesar 53 MW mampu untuk melayani kebutuhan para pelanggan. Namun, dari daya tersebut, PLN hanya memiliki 20% saja atau sebesar 10 MW yang sisanya yang mengelola mesin pembangkit ini adalah pihak swasta," ujarnya. 

Ia melanjutkan, pihak swasta yang memiliki mesin pembangkit sebesar 80% dari out put daya 53 MW, saat ini mengalami beberapa kendala sehingga tidak mampu melayani kebutuhan pelanggan sehingga dari mesin pembangkit yang biasanya mampu mengeluarkan daya hingga 43 MW, saat ini hanya mampu di kisaran 37-39 MW atau susut 15 % diangka 6-7 MW. 


"Kendala keberadaan mesin pembangkit swasta yang kontrak dengan PLN pusat yang diantaranya adalah milik Swatapa, Walama dan BPG mengalami kerusakan yang perbaikannya berada di luar kewenangan PLN, apalagi di kantor UP3 Bima yang hanya berurusan dengan pelanggan dan pemasangan litrik bagi masyarakat," jelasnya. 

Di dalam tubuh PLN Wilayah NTB, kata Dony, kebutuhan bahan bakar dalam menunjang mesin pembangkit merupakan kewenangan salah satu divisi di bawah PLN Wilayah NTB yang kantornya ada di Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat. Kata dia, terkait dengan dugaan mencari keuntungan atau sesuatu dinilai merugikan, sangat kecil untuk bisa terjadi.

"Dalam urusan BBM di PLN. Di Pulau Sumbawa dikerjakan oleh salah satu devisi di bawah PLN Wilayah NTB yang selanjutnya bekerja berkordinasi dengan devisi urusan transmisi yang juga berada di Kecamatan Taliwang. Dan setelah pengurusan di sana selesai, baru BBM yang non subsidi diantar berdasarkan hitungan kebutuhan dan angka mesin yang sudah ditetapkan sebelumnya," pungkasnya. 

"Jadi, jika dikatakan bahwa ada yang mengambil keuntungan. Sistim PLN sudah bekerja secara profesional dalam mengelola item dan pendistribusian fungsi yang menjadi alur kerja dalam tubuh PLN. Sementara untuk kantor PLN UP3 Bima hanya mengurusi soal pelanggan dan pemasangan baru," sambung dia, di kantor PLN UP3 Bima.

Dan sebenarnya, kata Dony, persoalan pemadaman bergilir ini selesai pada bulan Desember 2018 lalu. Sebab, saat ini, PLN sudah memiliki mesin pembangkit dengan tenaga gas yang sudah terpasang sebesar 50 MW atau seukuran kebutuhan dengan pelanggan yang ada saat ini. Namun, unit pelaksana pembangunan yang dikontraktori oleh WIKA saat ini sedang bekerja mengoperasikan mesin yang dipesan dari German dan sudah terpasang di Lingkungan Bonto atau di kawasan PLTU yang ada di Kelurahan Kolo, Kota Bima. 

"Tehnisi mesin dari German yang menjadi mitra WIKA selaku kontraktor pembangunan pembangkit tenaga gas 50 MW sudah ada di Bonto dan sedang bekerja. Hanya saja, butuh sedikit waktu. Dan kondisi ini di luar kewenangan kami dalam memastikan kapan mesin itu bisa dioperasikan secepatnya," tukasnya. 

"Sebenarnya, kami pun sangat ingin masalah pemadaman bergilir ini tidak lagi terjadi. Tapi, penguasaan daya yang ada di mesin pembangkit selama ini, PLN hanya memiliki sebesar 20% saja. Sementara penguasaan 80% itu milik pihak swasta yang saat ini sedang down keadaan mesinnya," tandasnya menambahkan. (RED | ADV)

Related

Kabar Rakyat 6532858704753838552

Posting Komentar

  1. Kata kunci; PLN, Mitra (kontraktor dan asesmen kineja Mitra.

    Dari penjelasan manager PLN, dapat disimpulkan PLN susah move on dari Mitra nya titik

    BalasHapus

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item