Stop!!! Bupati Jangan Ajak Warga ke Pandopo Untuk Dukung Anaknya yang Caleg

Acara yang digelar Bupati Bima dengan mengundang masyarakat Kabupaten Bima di Pandopo yang ada di Kelurahan Sarae, Rabu, 17 Januari 2019 malam lalu, Kota Bima. METROMINI/Dok
KOTA BIMA - Seorang warganet di sosial media Facebook bernama Sang Bima menuliskan status tentang acara di Pandopo Bupati Bima, Kamis (17/1/2059) malam yang diduga sebagai cara praktis Bupati Bima, Hj, Indah Dhamayanti Putri yang merupakan Ketua DPD Golkar Kabupaten Bima untuk mencari cara dalam meraih dukungan anak sulungnya yang saat ini mencalonkan diri sebagai Anggota DPRD Kabupaten Bima di Daerah Pemilihan (Dapil) Kecamatan Bolo dan Madapangga. 

"Malam kamis orang-orang penting yang memiliki jabatan strategis di Kecamatan Bolo lebih khususnya di Desa Tambe ada undangan khusus dari Bupati Bima untuk menghadap ke Pondopo karena kepentingan anak kandungnya (Muhammad Putera Febriyandi, red) yang tampil sebagai CALEG ASAL PARTAI GOLKAR DALAM PEMILIHAN LEGISLATIF ATAU ANGGOTA DPRD KABUPATEN BIMA DAPIL BOLO DAN  MADAPANGGA," tulis Sang Bima, Jum'at, 18 Januari 2018.

Kata dia, jika orang-orang penting yang memiliki jabatan strategis tersebut tidak hadir dalam undangan Bupati. Maka, taruhannya adalah jabatan dan siap dimutasi. Akhirnya, sambung dia, terpaksa mereka mengajak seluruh warga untuk pergi ke Kota Bima menemui Bupati di Pandopo demi kepentingan anak kandungnya.

"Kalau orang-orang penting yang memiliki jabatan strategis tidak mau hadir dalam undangan Bupati. Maka, taruhanya adalah jabatan atau dimutasi. Dan terpaksa orang-orang ini mengajak seluruh warga untuk menghadap Bupati Bima ke Pondopo demi mempertahan jabatanya," tulis Sang Bima di paragraf selanjutnya dalam statusnya itu.

Lanjut dia, luar Biasa panggilan Bupati Bima terhadap masyarakat Bolo dan Madapangga untuk menghadap ke Pondopo demi kepentingan anak kandungnya saat ini. Ia menilai Bupati cerdas dengan cara mengundang seperti ini. 

"Memang Bupati Bima cerdas memainkan iramanya. Dan akhirnya Bupati memasang anak kandungnya di Dapil Bolo dan Madapangga untuk bersaing secara politik dengan tokoh-tokoh yang ada di Kecamatan Bolo dan Madapangga," tulis kader Himpunan Mahasiswa Islam yang ditulis Sang Bima dalam profile Facebooknya dengan menandai banyak nama akun Facebook lainnya di bawah status miliknya itu. 
Kata dia, informasi yang didapat bahwa undangan masyarakat selanjutnya setelah warga di Desa Tumpu adalah warga di Desa Tega Sari, Desa Rato, Desa Kananga. Mereka mengharapkan anak Bupati dapat suara di Desa Rato dan Desa Tega Sari sekitar 1.500 suara.

Lanjut mahasiswa STKIP Bima itu, dalam kejadian ini, di tengah banyak Kepala Sekolah yang ada di Kecamatan Bolo, generasi muda semestinya harus menghadang pola yang diduga memanfaatkan kekuasaan atau kewenangan Bupati untuk memuluskan politik dinasti dengan mengarahkan pejabat agar memberikan dukungan kepada anaknya. 

"Dan  yang diherankan adalah sikap bungkamnya penyelenggara Pemilu terutama Bawaslu Kabupaten Bima dan juga Bawaslu Kota Bima karena letak pandopo adanya di Kota Bima," tandasnya. 

Sentilan terhadap Bawaslu pun disampaikan akun Rangga Maulana. Kata dia, mungkin mulutnya (Bawaslu, red) sudah ditutup dengan tisu merah. Sementara menurut, Fadlin Kambera, bicara kepetingan jabatan, tentu semua orang meginginkan hal itu. Namun sekiranya jabatan jangan dijadikan alat untuk mengorbankan kepentingan masyarakata banyak. 

"Menurut saya kehadiran para pejabat di kegiatan politik itu sangat keliru. Akan tapi kita berharap adanya sikap cerdas yang dimiliki pejabat. Sehingga undangan dari Sang Ratu mau diabaikan. Dan sikap pejabat seperti itu baru pejabat maccooo," tulis Fadlin dalam komentarnya. 

Sementara pandangan yang serupa disampaikan Ompu Kendo. Kata dia, kabarkan kepada masyarakat untuk bisa memilih orang-orang yang ada di wilayah setempat. Pilih orang yang mau berbuat dan menoleh mereka.

"Jangan sampai kehadiran orang luar lalu menjauhkan yang dekat. Yang sana belum tentu bisa melihat mereka yang sakit dan jika yang dekat pasti mau berkunjung saat warga sedang susah. Pilihlah orang yang satu domilisi bukan yang hanya menebeng KTP demi kepentingan sesaat," tulis Ompu.

Akun lainnya Adhar Ramadhan menegaskan agar Bupati menghentikan caranya yang mengundang warga asal Kecamatan Bolo dan Madapangga ke Kota Bima atau ke Pandopo Bupati. Ia meminta Bupati Bima jangan memainkan pola. Sebab, masyarakat di desa sudah biasa dibesarkan dengan cara bermain pola. Ia pun mengaku, Bupati semestinya mewujudkan demokrasi yang sehat dan bukan demokrasi dinasti yang ditunjukkan saat ini. 

"Kita akan mulai bergerak demi menciptakan demokrasi yang berbasis kerakyatan dan bukan berbasis dinasti kekuasaan," tulis dia yang disambut komentar oleh akun bernama Usman Bima. "sadarkan masyarakat di kalangan bawah".

Di sisi lainnya, bagian protokoler Bupati atau Bupati Bima dan juga anak kandungnya masih diupayakan dikonfirmasi terkait dengan penilaian warga tentang acara yang mengumpulkan masyarakat di Pandopo Bupati, Kamis, 17 Januari 2019 malam lalu bertujuan untuk meraih dukungan anak Bupati yang jadi Caleg saat ini. . (RED)

Related

Politik dan Hukum 3557604179370979572

Posting Komentar

  1. Hal seperti ini tiap moment pemilu udah jadi cerita usang
    Pimpinan daerah memanfaatkan kekuasaan utk meraih mendapatkan suara,Dulu saat pilkada petahana jg memanfaatkan kekuasaan utk mengikat asn, skrg pun sy yakin hal sama akan di terapkan utk mendulang suara anaknya yg jadi calon anggota dewan kab.bima
    Cuma sangat di sayangkan tiap moment ini bawaslu seolah2 tutup mada dan ada indikasi pembiaran,miris !

    BalasHapus

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item