Mahasiswa Bima di Jogyakarta Gelar Drama Kolosal Lopi Penge

Sanggar Seni RIMPU Mahasiswa Bima di Kota Jogyakarta menggelar Drama Kolosal Lopi Penge di GOR UIN Sunan Kali Jaga-Jogjakarta, Sabtu (22/12/2018). METROMINI/Dok
KOTA JOGYAKARTA - Sanggar Seni RIMPU Mahasiswa Bima di Kota Jogyakarta menggelar Drama Kolosal Lopi Penge di GOR UIN Sunan Kali Jaga-Jogjakarta,  Sabtu, 22 Desember 2018 lalu. Dalam acara pementarasan itu, juga diisi dengan kegiatan kesenian lainnya seperti pembacaan puisi, pementasan tari DAERAH, atraksi gantao (Silat Bima) dan pembawaan lagu-lagu daerah asal bima.

Kordinator Penyelenggara Agus Bambang mengatakan, dalam kegiatan ini diangkat tema "Melestarikan Budaya Bima Ara Dana Loja (di Tanah Rantau)”. Dalam kolosal drama yang ditampilkan, menceritakan tentang kisah asmara Pangeran dari Kerajaan Gowa dan seorang Putri dari Kerajaan Bima yang disisipkan dengan penampilan Tari Lopi Penge, Tari Wura Bongi Monca dan Tari Kreasi.

"Persiapan yang kami lakukan cukup matang untuk latihan dalam pementasan Drama Lopi Penge ini. Dan saat pergelaran diselenggarakan, semua berjalan dengan lancar," ujar Agus mahasiswa asal Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima itu, Senin (24/12/2018).

Kata dia, dalam kegiatan ini, pihaknya mendapat dukungan penuh dari para senior dari KEPMA Bima-Yogyakarta maupun dukungan seluruh organisasi di bawah naungan KEPMA Bima-Yogyakarta.

"Dukungan dari organisasi Forum Silaturrahim Weki Ndai Mbojo-Yogyakarta pun diberikan dalam acara yang dihelat di akhir tahun ini. Syukur Alhamdulillah, acaranya sukses walaupun ada beberapa hal yang harus kami koreksi dalam kesempurnaan kegiatan seperti ini ke depannya nanti," tandas Agus, 

Mahasiswa Bima di Jogyakarta Gelar Drama Kolosal Lopi Penge, Sabtu (22/12/2018). METROMINI/Dok
Selain itu, Ketua Panitia Muhamad Barqah mengatakan, acara ini semoga saja bisa menjadi motivasi bagi pengurus Sanggar Seni Rimpu ke depannya. Sebab, peduli terhadap adat dan budaya lokal merupakan cara menjaga keaslian kultur dan identitas bima agar tidak mudah tergerus oleh zaman dan budaya asing yang mewarnai hidup manusia dewasa ini.

“Kini, semakin sedikit masyarakat Indonesia yang perduli terhadap adat dan tradisi asli di daerahnya masing-masing. Padahal, masyarakat internasional sangat gencar mempelajari dan menelusuri adat, tradisi dan kebudayaan masing-masing suku dan daerah di Indonesia," ujar dia, Senin (24/12/2018).

"Jangan sampai kita sebagai orang Indonesia atau masyarakat Mbojo (Bima) tidak memahami adat istiadat kita sendiri," sambung dia. 

Menurutnya, momentum seperti ini merupakan kegiatan yang bagus untuk terus didorong bersama, Walaupun, kata dia, dalam penyelenggaraan ini, tidak ada kontribusi dari pemerintah daerah. Namun, tidak menjadi masalah untuk terus menggeliatkan dan memperkenalkan budaya bima kepada dunia. 

"Semestinya pemerintah daerah turut andil mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini. Agar budaya dan adat istiadat Mbojo terus dilestariakan keberadaannya. Dan bagi kita generasi Bima, sudah sepatutnya terus menjaga budaya daerah agar tak punah termakan zaman yang kian kekinian,” cetus Barqah. (RED | ADV)

Related

Pendidikan 4453763333280474062

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

 


SPONSOR

join

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Iklan

 


Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item